kid crying

Stres Pada Balita? Kita Kenali Penyebabnya!

Usia tumbuh kembang balita merupakan masa yang berisi dengan beragam hal. Segala ketrampilan, kemampuan berpikir, hingga tekanan yang terjadi pada masa ini akan menimbulkan ketidakseimbangan emosi yang akan membuat stres pada balita.

Sebelum mendalami faktor penyebab dan cara mengatasinya, perlu papa mama ketahui ciri-ciri Si Kecil mengalami stres seperti berikut:

– Mood atau suasana hati yang tidak menentu
– Pola makan dan tidur yang berubah-ubah
– Mudah marah dan berkepanjangan
– Tiba-tiba tak menyukai hal yang sangat ia suka
– Nampak tidak fokus dan tidak bersemangat
– Pada beberapa kasus disertai dengan beberapa penyakit fisik
crying kid

Penyebab Stres Pada Balita

Hal utama yang mendasarinya adalah perasaan sensitf terhadap beberapa hal atau lingkungan sekitar yang tidak ia sukai. Hal ini sebenarnya sangat penting untuk dipahami oleh orang tua sehingga sangat perlu untuk memahami penyebab yang akan diuraikan sebagai berikut:

1. Kurang tidur

Meski ia nampak sangat bertenaga dari setiap kegiatannya, bukan berarti ia tidak akan merasa lelah. Biasanya ia tidak akan mengakui rasa lelah tersebut meski sebenarnya ia sangat merasakannya. Hal yang berbahaya adalah perubahan kondisi moodnya akibat kelelahan tersebut, ya, sama seperti orang dewasa. Oleh karena itu, penting untuk dapat memastikan Si Kecil memiliki cukup waktu untuk beristirahat.

2. Padatnya aktivitas

Untuk menggali potensinya, beberapa orang tua akan mencoba mengikut sertakannya dalam beberapa aktivitas. Hal ini tentu saja baik untuk mendalami bakat ataupun kemampuan lainnya. Namun aktivitas ini bisa menguras sebagian besar tenaganya. Untuk mengatasi ini, selain berkaitan dengan poin pertama, orang tua perlu untuk memastikan beberapa hal seperti asupan gizi, pengaturan jadwal yang seimbang bagi Si Kecil.

3. Konsumsi konten dewasa

Kemajuan teknologi memang bukan sesuatu yang bisa dihindari. Banyak manfaat yang kita rasakan karena perkembangan jaman dan cepatnya akses informasi. Namun, anak yang memiliki akses jaringan sangat bisa terpapar konten atau informasi untuk orang dewasa. Tak melulu soal pornografi, namun bisa saja berupa berita yang tidak baik, video yang menyeramkan seperti kekerasan atau kembali lagi yaitu pornografi. Paparan ini akan sangat mudah mengubah kondisi mental dan pikirannya. Oleh karena itu, para orang tua sebaiknya lebih selektif dalam memilah konten dan membuat frekuensi bagi anak dalam memainkan gawai.

4. Perundungan atau Bullying

Perundungan atau biasanya disebut “Bullying” adalah hal yang sangat berbahaya bagi kesehatan pikiran dan mental Si Kecil. Sebab, ia yang menjadi korbannya akan merasakan efek berkepanjangan seperti rasa malu, takut yang kemudian akan ia sembunyikan dari orang tua. Jika terus dibiarkan maka ia akan menampung semuanya sendiri dan akan menjadi pemicu stress yang tidak baik.

Peran orang tua dalam situasi ini adalah dengan menjadi figur yang selalu ada baginya. Tak hanya menemani saat ia baru saja dirundung, namun juga kapanpun ketika memungkinkan untuk mengatakan padanya bahwa ia harus percaya diri dan kuat dalam setiap harinya.

5. Penyakit

Kita yang sudah dewasa pun pasti akan merasa stres saat mengetahui bawah orang tua kita menderita penyakit serius. Hal ini terjadi juga pada Si Kecil ketika ia mengetahui bahwa dirinya terkena penyakit. Saat ini, hanya dukungan orang tua dan keberadaan papa dan mama lah yang sangat berarti baginya selain untuk memeriksakannya ke rumah sakit untuk mendapatkan pengobatan.

6. Permasalahan rumah

Mengasuhnya dengan sepenuh kasih saying dari keluarga adalah hal wajib. Namun seiring perjalanannya, biasanya tak akan terhindar dari beberapa permasalahan papa dan mama, apalagi jika permasalahan tersebut memuncak hingga hal buruk terjadi. Jika pertengkaran terjadi dan ia melihatnya, ia akan menghadapi perubahan besar dalam dirinya. Baiknya, buatlah komitmen untuk tidak menunjukan emosi atau selesaikanlah masalah tersebut tanpa harus dilihatnya.

Mengatasinya

Stres pada balita tentu akan mengganggu kegiatan harian bahkan merubah sifatnya dalam jangka panjang sehingga perlu untuk diatasi sejak awal. Berikut beberapa cara menghilangkan stres yang dapat kita lakukan agar Si Kecil kembali ceria:

Pertama, berilah ia semangat untuk menghadapi segala masalah. Karena biasanya saat ia mendapat masalah, ia lebih suka menghindarinya. Hal ini sebenarnya tidaklah baik, sehingga kita perlu untuk membantunya untuk berani menghadapi masalahnya agar kelak ia terbiasa dan menjadi lebih kuat.

Kedua, seringlah mengajaknya berdiskusi. Ketika ia menceritakan masalah, perlu papa mama ketahui bahwa itu adalah hal yang “langka”, maka jadilah pendengar yang baik dan menjadi orang yang dapat ia andalkan dalam menyelesaikan ketakutannya.

Ketiga, tanamkan bahwa rumah adalah tempat yang aman dan nyaman bagi Si Kecil.  Setelah kegiatan di luar, rumah adalah tempat di mana ia akan terlepas dari beban pikirannya dan menemukan cara untuk mengatasi masalahnya. Papa mama pun perlu untuk membangun suasana yang menenangkan agar kondisi rumah adalah seperti yang ia harapkan.

Cara-cara tersebut pada intinya adalah tentang membangun hubungan yang kuat antara orang tua dan Si Kecil. Agar dapat menjadi lebih sukses, pastikan untuk dapat meluangkan waktu untuk Si Kecil untuk dapat beristirahat dengan rasa sayang dari orang tua sehingga mentalnya terus terjaga dan ia menjadi lebih kuat. -KJ

si kecil yang ceria

Membentuk Pribadi Ceria pada Si Kecil!

Melihat raut wajah Si Kecil yang ceria, riang dan lucu tentu akan sangat menyenangkan bagi Papa dan Mama. Anak yang ceria dan aktif menandakan bahwa ia memiliki potensi pribadi ceria sehat secara fisik maupun mentalnya. Hal inilah yang akan selalu akan dipertahankan oleh papa mama dengan melakukan apapun demi tumbuh kembangnya.

Tak hanya pada saat kecil saja, papa mama pastinya mengharapkan agar Si Kecil dapat terus tumbuh hingga memiliki kepribadian yang ceria. Orangtua lantas melakukan banyak hal seperti membelikan mainan, bermain atau memasak makanan favoritnya. Namun selain itu, masih ada beberapa hal lain yang dapat membuatnya tumbuh menjadi orang dewasa yang ceria. Yuk kita simak penjelasan di bawah ini!

si kecil yang ceria

Mengenal faktor pembentuk kepribadian Si Kecil

Gen yang diturunkan tentunya memiliki pengaruh dalam banyak hal dalam perkembangan salah satunya sifat kepribadiannya. Ada sebagian anak yang memiliki kecenderungan sifat optimistis dan penuh semangat namun di lain sisi ada juga mereka yang lebih kalem dan mudah terusik emosinya. Orangtua tentu harus mengenalinya terlebih dahulu, beberapa caranya adalah dengan memperhatikan beberapa hal di bawah:

  • Cara si kecil merespons sesuatu yang berasal dari pikirannya
  • Jenis karakter seperti keberaniannya, kejujuran atau potensi karakter pemimpin
  • Tindakan maupun kebiasaan bawaan dan aktivitas rutinnya.

Setelah memahami beberapa faktor yang harus dikenali dari Si Kecil, orangtua dapat membantunya untuk mengembangkan hal-hal tersebut ke arah perkembangan mentalnya. Berikut ialah cara agar Si Kecil dapat tumbuh dengan pribadi yang lebih ceria:

1. Mendorong Si Kecil untuk memiliki pola hidup sehat

Hal positif akan semakin baik apabila menjadi sebuah kebiasan. Hal-hal seperti pola hidup sehat, makan sehat dan olahraga teratur pasti akan membentuk kekuatan positif bagi Si Kecil apabila ia terbiasa melakukannya sampai dewasa nanti.

2. Tertawa adalah bukti keceriaan

Banyak sekali cara untuk membuat Si Kecil ceria. Tapi beberapa mungkin melupakan betapa pentingnya untuk selalu tertawa, yap, hal yang sangat mendasar.Sehingga untuk memastikannya tumbuh dengan penuh keceriaan, papa dan mama perlu sering mengajaknya tertawa. Beberapa cara seperti menggelitik badannya, bermain permainan kecil atau memasak sambil bercanda akan sangat membantu!

3. Ragam emosi yang harus dihadapi

Jika membentuknya untuk memiliki kepribadian yang ceria berarti tidak membolehkannya untuk bersedih, maka itu salah! Kita orang dewasa sekalipun tentu tau, seceria apapun kita pasti pernah merasakan kesedihan dan kekecewaan. Biasanya untuk kita orang dewasa akan lebih cepat mengatasi dengan mencoba mengakui kesedihan dan menerimanya. Hal inilah yang perlu untuk kita coba ajarkan pada Si Kecil seperti jika ia mainan kesukaannya rusak atau hilang. Biarkan saja ia menangis hingga ia merasa tenang dan hatinya kembali membaik.

4. Membangun lingkungan yang juga positif

Lingkungan juga memiliki pengaruh terhadap pembentukan pribadi Si Kecil. Konteks terdekat adalah dalam kehidupan di rumah. Karena akan berada selalu dengan papa dan mama, tentunya papa dan mama perlu menjaga situasi positif di rumah. Jangan tunjukan amarah atau suasana negatif apabila mama dan papa sedang “kurang baik” namun selesaikanlah secara empat mata. Hal berikutnya adalah dengan memberikan pujian-pujian kecil yang tentu akan membuatnya merasa dihargai, seperti jika ia membantu Mama mencuci dan ia mencuci bajunya sendiri.

5. Biarkan anak berimajinasi

Sudah menjadi hal umum bahwa Si Kecil pasti merupakan seseorang yang menuh imajinasi. Wajar karena ia ada dalam fase eksplorasi akan banyak hal di sekitarnya. Biarkan Si Kecil mengeksplorasi imajinasinya selama hal tersebut baik dan tentunya berada dalam pengawasan papa mama. Dengan begitu, ia akan menjadi lebih percaya diri dan mandiri sehingga ia akan menjadi bahagia dengan hal baru yang ia sukai.

6. Kontrol kecerdasan emosional

Hal yang sangat penting, karena kecerdasan emosional akan sangat berperan dalam prosesnya hingga menjadi seseorang yang dewasa. Biasakan ia untuk dapat mengendalikan diri dimulai dari hal-hal kecil seperti jika ia murung saat tidak diperbolehkan main ke luar rumah karena sedang hujan. Jelaskan padanya bahwa cuaca sedang tidak baik dan justru akan membuatnya sakit sehingga ia terlatih untuk mempertimbangkan risiko daripada keinginan yang bisa dipenuhi nanti.

Meski kedengarannya cukup menantang, namun sebenarnya yang paling penting bagi orangtua adalah konsistensi dan kesabaran untuk membentuk pribadi ceria pada Si Kecil demi masa depannya. Selamat mencoba!

top-margin:10px;