anak berteriak

Menangani Si Kecil yang Hiperaktif

Memiliki anak yang aktif tentu akan menjadi sebuah kesenangan tersendiri. Anak yang aktif biasanya akan lebih mudah dalam proses pembelajaran hal-hal baru yang mendukung tumbuh kembangnya. Namun jangan salah, perlu diketahui bahwa bisa saja seorang anak dapat menjadi terlalu aktif atau biasa disebut hiperaktif. Hal seperti ini justru akan membawa dampak lain yang kurang baik, sehingga orangtua perlu untuk terlebih dahulu mengenali potensi ini. Nah, agar semakin jelas berikut adalah beberapa tanda hiperaktif pada Si Kecil, antara lain:

Tanda Hiperaktif pada Si Kecil

  • Berlari-lari dan berteriak di ruangan di waktu yang tidak tepat seperti di kelas, atau malam hari di rumah
  • Selalu bergerak hingga mengganggu orang lain atau bahkan merusak benda di sekitar.
  • Terus menerus berbicara
  • Selalu merasa gelisah sehingga butuh ‘penyaluran’ akan hal tersebut
  • Sulit untuk fokus saat melakukan hal tertentu seperti makan atau belajar

Jika selalu dibiarkan, kondisi seperti ini sangat berpotensi menyebabkan banyak masalah karena ia kemudian tidak dapat berkonsentrasi dalam setiap kegiatan. Selain konsentrasi, hubungan sosialnya pun akan terganggu seperti hubungan dengan teman-teman sekolah, guru atau bahkan orang tua. Secara jangka panjang, masalah ini akan menyebabkan gangguan kecemasan yang akan timbul seiring ia semakin besar. Dalam mengenalinya sendiri, orangtua wajib untuk tahu apa yang menjadi penyebab Si Kecil menjadi hiper aktif.

Penyebab Tingkah Hiperaktif pada Si Kecil

1. Anak mengalami stres atau tertekan

Si Kecil kerap kali menjadi terlalu aktif secara tiba-tiba, namun ternyata hal ini juga bisa terjadi karena Si Kecil merasa stres dan tertekan. Untuk lebih memastikan, hal tersebut maka orangtua perlu untuk lebih aktif memantau segala rutinitas Si Kecil. Pastikan bahwa setiap kegiatannya dapat dapat dipantau agar lebih mudah bagi orangtua untuk mencari tau adanya potensi tekanan tersebut.

2. Masalah kesehatan emosional atau mental

Meski ia masih kecil, bukan berarti ia tidak memiliki emosi. Faktanya, masalah emosional sering terjadi pada anak. Karena inilah yang mengakibatkan ia bertingkah tidak seperti biasanya. Jika Moms merasakan hal tersebut, segeralah ajak ia berkomunikasi untuk mengetahui penyebabnya, namun jika hal ini sudah menjadi serius, segeralah dapatkan bantuan ahli untuk membantu kebutuhannya.

3. Kurang berolahraga

Sudah sewajarnya Si Kecil aktif dan penuh energi yang dilakukan dengan berbagai cara seperti olahraga. Namun, tanpa berolahraga yang cukup, ia akan kesulitan untuk melepaskan rasa stres yang justru menyebabkannnya menjadi stres. Cara yang biasa dilakukan adalah dengan mengajaknya berolahraga dengan porsi yang tepat. Ajaklah ia bermain dan berolahraga di taman, bersepeda, dan lari santai untuk menyalurkan energinya secara positif.

4. Tidak tidur siang atau terlambat tidur malam

Kualitas tidur juga menentukan kondisi mental, lho! Tak hanya bagi orang dewasa namun juga untuk Si Kecil. Ketika ia tidak memiliki waktu yang cukup untuk beristirahat, biasanya justru ia akan menjadi lebih terjaga karena banyaknya produksi adrenalin. Pastikan agar Si Kecil memiliki waktu yang cukup untuk beristirahat dengan beberapa cara seperti poin sebelumnya yaitu berolahraga dengan cukup.

5. Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)

ADHD tidak hanya terjadi pada orang dewasa, anak-anak juga memiliki potensi untuk mengalami ini. Gangguan inilah yang menyebabkan perubahan impulsif sehingga membuatnya tidak dapat berkonsentrasi. Terdapat beberapa gejala yang berkaitan dengan gangguan ini, seperti:

  • Kesulitan untuk menenagkan diri yang terlihat dari sifat tidak bisa diam dan selalu menggerakan anggota tubuh.
  • Aktivitasnya menjadi sulit ditebak, terkadang pasif kadang terlalu aktif
  • Terus menerus berbicara termasuk dalam situasi yang tidak tepat
  • Mengganggu orang sekitarnya

Jika potensi ini nampak nyata, maka segeralah mendatangi dokter ahli yang dapat membantu menanganinya sesuai tindakan yang terstruktur. Biasanya dokter akan memberikan penilaian  dan memberikan evaluasi lebih lanjut untuk kemudian menentukan perawatan yang sesuai. -KJ

Si Kecil Terkena Biang Keringat dan Bagaimana Mengatasinya?

Biang keringat sangat umum terjadi pada setiap orang. Biasanya biang keringat terjadi akibat adanya penyumbatan saluran kelenjar keringat di kulit tubuh. Kondisi seperti ini sangat sering dijumpai pada Si Kecil yang baru lahir karena regenerasi kulitnya yang masih belum sempurna. Berikut beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko dan cara menanganinya apabila Si Kecil Terkena Biang Keringat.

1. Aktivitas fisik 

Aktivitas fisik pastinya akan melibatkan konsumsi energi dan gerak yang cepat bagi Si Kecil. Sebagai akibatnya tubuh akan memproduksi suhu yang lebih tinggi sebagai hasil dari pembakaran energi. Aktivitas fisik tertentu seperti bermain lari-larian di tengan panasnya cuaca dengan menggunakan pakaian berlapis dapat menyebabkan tubuh si Kecil mengeluarkan banyak keringat dan memicu Si Kecil terkena biang keringat.

2. Belum maksimalnya perkembangan kelenjar keringat

Balita umumnya belum memiliki kelenjar keringat yang sempurna secara fungsi. Hal ini menyebabkan keringatnya yang jadi terhambat di dalam lapisan kulit.

3. Tubuh kepanasan

Kepanasan menjadi salah satu pemicu utama tersumbatnya kelenjar keringat. Kepanasan sendiri berasal dari penyebab tertentu seperti Si Kecil yang bermain di luar saat panas sedang sangat terik, penggunaan pakaian dengan bahan tebal, atau bahkan saat ia istirahat menggunakan selimut yang membuat rasa panas.

4. Faktor kondisi tubuh (obesitas)

Berat badan yang ideal tentu saja baik, namun apabila berlebihan justru akan meningkatkan risiko biang keringat khususnya pada lipatan seperti leher, dan perut.

Biang keringat pada anak balita sebenarnya bukan masalah kulit yang serius dan akan hilang dengan sendirinya. Namun, apakah berarti biang keringat dapat dianggap sebelah mata? Tentu tidak. Karena dalam beberapa kasus, ada juga biang keringat yang tidak kunjung sembuh.

5. Kapan Harus Diperiksakan ke Dokter?

Gejala biang keringat adalah rasa gatal yang diiringi dengan bitnik atau bercak merah pada area kulit tertentu. Beberapa kasus menyebutkan biang merah tersebut berubah menjadi berair yang membuat orang tua lantas panik dan bingung. Sehingga kapan waktu yang tepat untuk membawanya ke dokter?

  • Jika biang keringat tidak membaik dalam waktu seminggu
  • Jika tidak ada hasil dari obat tertentu
  • Biang keringat semakin luas dan mengganggu
  • Rasa gatal yang berlebihan membuat Si Kecil terus menggaruks
  • Gejala lain seperti demam dan meriang

Jika Si Kecil merasakan hal-hal tersebut, menemui dokter adalah pilihan terbaik dan pastinya orang tua jangan ikut panik, ya!

Gambar oleh Bessi dari Pixabay

Cara Menangani Biang Keringat

Gejala-gejala yang timbul akibat biang keringat pasti akan membuatnya tidak merasa nyaman. Jika gejalanya ringan, maka orang tua dapat melakukan beberapa penanganan sendiri, yaitu;

  • Memilih pakaian yang pas dan nyaman

Saat inilah penting bagi orang tua menyediakan pakaian sesuai kebutuhan Si Kecil. Gantilah pakaiannya yang basah karena keringat dan upayakan menggunakan pakaian longgar yang pas dengan bentuk tubuh Si Kecil. Akan lebih baik jika pakaian tersebut dapat menyerap keringat dengan baik.

  • Meredakan gejala

Apabila sudah merasakan gangguan maka ada beberapa hal yang harus dilakukan seperti memandikannya dengan air dingin, baringkan ia di ruangan yang sejuk dan menunda penggunaan minyak bayi yang dapat menghalangi keluarnya kelingat Si Kecil.

  • Menjaga hidrasi Si Kecil

Pastikan ia memperoleh cukup cairan sepanjang hari dalam cuaca apapun. Ia harus minum air putih yang cukup khususnya jika orang tua sudah tau akan jadwal kegiatannya hari ini.

Seperti yang sudah dijelaskan, biang keringat bukan merupakan suatu masalah serius dan masih bisa diatasi langsung di rumah. Namun apabila gejalanya semakin serius, tetap konsultasikan ke dokter ya Moms! -KJ

top-margin:10px;