Menangani Si Kecil yang Hiperaktif

Memiliki anak yang aktif tentu akan menjadi sebuah kesenangan tersendiri. Anak yang aktif biasanya akan lebih mudah dalam proses pembelajaran hal-hal baru yang mendukung tumbuh kembangnya. Namun jangan salah, perlu diketahui bahwa bisa saja seorang anak dapat menjadi terlalu aktif atau biasa disebut hiperaktif. Hal seperti ini justru akan membawa dampak lain yang kurang baik, sehingga orangtua perlu untuk terlebih dahulu mengenali potensi ini. Nah, agar semakin jelas berikut adalah beberapa tanda hiperaktif pada Si Kecil, antara lain:

anak berteriak
photo created by master1305 – www.freepik.com

Tanda Hiperaktif pada Si Kecil

  • Berlari-lari dan berteriak di ruangan di waktu yang tidak tepat seperti di kelas, atau malam hari di rumah
  • Selalu bergerak hingga mengganggu orang lain atau bahkan merusak benda di sekitar.
  • Terus menerus berbicara
  • Selalu merasa gelisah sehingga butuh ‘penyaluran’ akan hal tersebut
  • Sulit untuk fokus saat melakukan hal tertentu seperti makan atau belajar

Jika selalu dibiarkan, kondisi seperti ini sangat berpotensi menyebabkan banyak masalah karena ia kemudian tidak dapat berkonsentrasi dalam setiap kegiatan. Selain konsentrasi, hubungan sosialnya pun akan terganggu seperti hubungan dengan teman-teman sekolah, guru atau bahkan orang tua. Secara jangka panjang, masalah ini akan menyebabkan gangguan kecemasan yang akan timbul seiring ia semakin besar. Dalam mengenalinya sendiri, orangtua wajib untuk tahu apa yang menjadi penyebab Si Kecil menjadi hiper aktif.

Penyebab Tingkah Hiperaktif pada Si Kecil

1. Anak mengalami stres atau tertekan

Si Kecil kerap kali menjadi terlalu aktif secara tiba-tiba, namun ternyata hal ini juga bisa terjadi karena Si Kecil merasa stres dan tertekan. Untuk lebih memastikan, hal tersebut maka orangtua perlu untuk lebih aktif memantau segala rutinitas Si Kecil. Pastikan bahwa setiap kegiatannya dapat dapat dipantau agar lebih mudah bagi orangtua untuk mencari tau adanya potensi tekanan tersebut.

2. Masalah kesehatan emosional atau mental

Meski ia masih kecil, bukan berarti ia tidak memiliki emosi. Faktanya, masalah emosional sering terjadi pada anak. Karena inilah yang mengakibatkan ia bertingkah tidak seperti biasanya. Jika Moms merasakan hal tersebut, segeralah ajak ia berkomunikasi untuk mengetahui penyebabnya, namun jika hal ini sudah menjadi serius, segeralah dapatkan bantuan ahli untuk membantu kebutuhannya.

3. Kurang berolahraga

Sudah sewajarnya Si Kecil aktif dan penuh energi yang dilakukan dengan berbagai cara seperti olahraga. Namun, tanpa berolahraga yang cukup, ia akan kesulitan untuk melepaskan rasa stres yang justru menyebabkannnya menjadi stres. Cara yang biasa dilakukan adalah dengan mengajaknya berolahraga dengan porsi yang tepat. Ajaklah ia bermain dan berolahraga di taman, bersepeda, dan lari santai untuk menyalurkan energinya secara positif.

4. Tidak tidur siang atau terlambat tidur malam

Kualitas tidur juga menentukan kondisi mental, lho! Tak hanya bagi orang dewasa namun juga untuk Si Kecil. Ketika ia tidak memiliki waktu yang cukup untuk beristirahat, biasanya justru ia akan menjadi lebih terjaga karena banyaknya produksi adrenalin. Pastikan agar Si Kecil memiliki waktu yang cukup untuk beristirahat dengan beberapa cara seperti poin sebelumnya yaitu berolahraga dengan cukup.

5. Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)

ADHD tidak hanya terjadi pada orang dewasa, anak-anak juga memiliki potensi untuk mengalami ini. Gangguan inilah yang menyebabkan perubahan impulsif sehingga membuatnya tidak dapat berkonsentrasi. Terdapat beberapa gejala yang berkaitan dengan gangguan ini, seperti:

  • Kesulitan untuk menenagkan diri yang terlihat dari sifat tidak bisa diam dan selalu menggerakan anggota tubuh.
  • Aktivitasnya menjadi sulit ditebak, terkadang pasif kadang terlalu aktif
  • Terus menerus berbicara termasuk dalam situasi yang tidak tepat
  • Mengganggu orang sekitarnya

Jika potensi ini nampak nyata, maka segeralah mendatangi dokter ahli yang dapat membantu menanganinya sesuai tindakan yang terstruktur. Biasanya dokter akan memberikan penilaian  dan memberikan evaluasi lebih lanjut untuk kemudian menentukan perawatan yang sesuai. -KJ