Perkembangan Motorik Si Kecil yang Harus Diketahui

Si Kecil yang tumbuh dengan cepat sangatlah menakjubkan. Banyak aspek pertumbuhan seperti kekuatan fisiknya yang meningkat karena motorik kasar dan halusnya. Perkembangan motorik sangatlah penting karena hubungannya antara otak, syaraf dan otot. Motorik kasar memiliki keterkaitan dengan otot besar Si Kecil seperti berlari, melompat, atau gerakan kuat lainnya. Sementara, motorik halus berkaitan dengan gerakan anggota tubuh kecil seperti jari tangan untuk menulis, membawa barang dan lainnya.

Berdasarkan hal itu, maka pertumbuhan motorik Si Kecil sangatlah penting untuk Moms dan Dads perhatikan. Memulai membantu tumbuh kembangnya agar semakin optimal dapat orangtua mulai dari memahami tahapan perkembangan motorik Si Kecil seperti pembahasan berikut!

Baca Juga: 6 Bulan Usia Vital Bagi Pertumbuhan Bayi

0-3 bulan  Sejak awal ia lahir hingga memasuki usia 3 bulan, ia akan menggunakan kemampuan otot mendasarnya seperti mengangkat kepala, dada dan beberapa motorik halus. Moms dan Dads dapat membantunya dengan melatih Si Kecil menggunakan benda yang dapat ia genggam karena ia akan mulai menggunakan jarinya dengan menggenggam sehingga berikanlah benda kecil yang mudah ia genggam seperti mainan rattle, atau perlengkapan bayi dengan bahan yang halus.
4-6 bulan Setelah melewati fase 3 bulan pertama, pada usia ini, Ia akan mulai untuk menggerakan badannya. Moms dan Dads bisa membantunya dengan memberikan mainan berukuran besar yang dapat melatihnya bermain dengan leluasa menggunakan seluruh fungsi tubuhnya.
7-9 bulan Pada usia ini, biasanya Si Kecil sudah menjadi lebih kuat secara fisik besar maupun kecil. Khususnya motorik halus, ia akan semakin terlatih untuk menggunakan tenaga sesuai gerak tubuhnya.
10-12 bulan Nah, biasanya Moms dan Dads akan kaget saat menyadari bahwa Si Kecil akan berusia 1 tahun. Pada usia ini, ia akan mulai mengangkat badannya untuk berdiri dan berjalan dengan kaki kecilnya. Kini ia juga dapat duduk tanpa perlu dibantu lagi dan juga mengangkat kakinya tanpa kehilangan keseimbangannya.
1-2 tahun Perkembangannya semakin nampak karena kemampuan refleknya yang semakin membaik. Kini ia semakin pintar dan mampu berjalan dengan baik lalu menerapkannya dalam tujuan tertentu seperti saat mendorong dan menaiki tangga. Kemampuan motorik  halusnya pun meningkat sehingga ia dapat memainkan permainan yang diberikan lebih baik seperti menggambar, dan mengganti baju.
2-3 tahun Di usia in, semakin jelas pertumbuhan fisik Si Kecil yang semakin kuat. Banyak aktivitas yang dapat ia lakukan seperti bermain bola kecil, mengenakan pakaiannya, dan membawa-bawa benda kecil tanpa terlepas. Manfaatkanlah masa ini untuk semakin memperkuat kemampuan motoriknya dengan mengajaknya melakukan ragam aktivitas menyenangkan seperti berpiknik, menggambar benda-benda di sekitarnya.
3-4 tahun Pada saat ini, Si Kecil akan mampu menggunakan kemampuan motoriknya jauh lebih baik. Ia mampu mengayunkan tangannya, dan berlari lari. Kemampuannya menyeimbangkan tubuh juga sudah semakin baik.

Baca Juga: Pantau Pertumbuhan Anak dari Tinggi Badan

Nah, demikianlah tahapan perkembangan motorik Si Kecil berdasarkan usianya. Perlu untuk diketahui bahwa perkembangan motorik kasar biasanya dibarengi dengan perkembangan motorik halusnya. Namun, bukan berarti motorik halus tidak perlu dilatih ya. Tak lupa selalu berikan asupan nutrisi terbaik bagi Si Kecil. -KJ

 

Ketahui Arti Warna Air Ketuban yang Bocor

Cairan ketuban (amnion) adalah cairan selaput ketuban yang normalnya berwarna bening namun sedikit kekuningan dan terkadang bisa berubah. Cairan ketuban adalah cairan yang mampu menahan dan melindungi janin saat masa mereka tumbuh di dalam kandungan.

Seperti lazimnya selaput, tentu dapat menjadi sobek yang berasal dari trauma atau bahkan terjadi secara tiba-tiba. Untuk memperdalam wawasan Mama, yuk kita pelajari warna air ketuban yang bocor pada artikel ini!

Arti setiap warna air ketuban

Air ketuban yang normal berwarna bening kekuningan. Namun, tak menutup kemungkinan jika warna air ini berubah yang disebabkan oleh faktor-faktor tertentu. Berikut adalah daftar kemungkinan warna air ketuban dan arti dari warna tersebut:

  • Bening dan kekuningan
    Merupakan warna normal pada ibu hamil
  • Cokelat
    Warna yang muncul karena adanya campuran darah karena misalnya pendarahan rahim
  • Hijau muda-hijau tua
    Warna ini adalah warna yang cukup sering terjadi karena biasanya berasal dari feses bayi (meconium). Jika serius, bisa menyebabkan komplikasi tertentu
  • Kuning jingga
    Faktor ini dimungkinkan karena adanya bentrokan jenis darah antara Mama dan Si kecil
  • Merah-coklat tua
    Jika ketuban Mama bocor dan mengeluarkan cairan dengan warna ini maka segeralah membawanya ke dokter karena adanya indikasi konsisi serius seperti kematian janin.

Baca Juga: Mengenal 5 Love Language Anak

Ciri-Ciri Air Ketuban Rembes

Mengeluarkan cairan dari vagina adalah hal yang lumrah saat kehamilan, karenanya Mama akan kebingungan saat membedakan apakah itu urin atau air ketuban yang bocor. Perlu diketahui bahwa cairan ketuban biasanya meninggalkan bercak putih dan tidak memiliki bau.

Dalam beberapa kondisi, kebocoran air ketuban dapat disertai darah dan lendir.

Cairan ketuban biasanya keluar tanpa bisa diprediksi secara waktu dan kondisi. Sehingga penting bagi Mama untuk selalu membawa setidaknya benda pembersih apabila hal ini terjadi.

Baca Juga: Hamil Di Atas Usia 35 Tahun? Bisa Kok, Asalkan..

Risiko Air Ketuban Rembes

Pada pada trimester awal kehamilan, kebocoran air ketuban bisa memicu komplikasi tertentu seperti keguguran, cacat lahir, bayi lahir prematur atau yang terburuk adalah keguguran.

Apabila kebocoran ini terjadi saat usia kehamilan tua seperti trimester ketiga, dampak yang hadir setelahnya akan cenderung lebih berbahaya karena akan mempersulit proses bersalin. Sementara jika bocor air ketuban saat usia kehamilan menginjak trimester ketiga berdampak cukup bahaya, karena akan menyulitkan proses persalinan.

Jika sampai kekurangan air ketuban, akan membuat tali pusar menjadi terhimpit sehingga dapat melilit leher bayi yang tentu mengurangi asupan oksigennya. Selain itu bisa saja terjadi komplikasi lain seperti pernapasan.

Baca Juga: Apakah Berkomunikasi dengan Bayi Itu Penting?

Cara Mencegah Air Ketuban Rembes

Sebenarnya, kebocoran ketuban dapat terjadi tanpa bisa ada prediksi sebelumnya (terjadi secara spontan). Namun, potensinya dapat berkurang jika Mama tidak ingin hal tersebut terjadi sehingga Mama perlu mengetahui beberapa tips pencegahan berikut ini.

  • Secara rutin membersihkan organ genital dengan benar.
  • Mengurangi dan menghindari guncangan seperti di kendaraan, hal ini juga berlaku pada hubungan seksual.
  • Lakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin disertai gaya hidup sehat seperti pola makan, olahraga ibu hamil dan istirahat yang cukup.
  • Melakukan pengecekan cairan yang keluar dari vagina dengan mengamati tekstur, bau dan warna cairan tersebut.

Nah, tadi adalah pembahasan kita seputar warna kebocoran air ketuban. Semoga setelah pembahasan ini Mama bisa semakin waspada demi kesehatan kandungan, ya! -KJ

top-margin:10px;