Penyebab BAB Si Kecil Berdarah dan Kapan Harus Lebih Waspada

Buang air besar atau BAB merupakan hal yang pasti akan kita lakukan sebagai mahluk hidup yang bereksresi yang sudah terjadi sejak kita masih kecil. Bagi Juniors yang mengetahui Si Kecil mengeluarkan darah saat BAB tentu akan membuat kita khawatir. Saat mengeluarkan BAB dengan darah, dokter akan melakukan pemeriksaan teknis untuk mencari tahu penyebabnya. Umumnya, ia akan melihat warna dan intensitas. Sehingga, bila Si Kecil mengalami BAB dengan darah, kita harus menjelaskan fenomenanya dengan detail kepada dokter!

Baca Juga: Ciri Perilaku Toxic Parenting

Munculnya BAB berdarah pada anak sendiri umumnya terjadi karena beberapa hal, antara lain:

  • Diare

Diare yang terjadi secara kronis juga sangat mungkin menyebabkan tinja yang mengandung darah. Diare sendiri adalah sebuah reaksi terhadap makanan tertentu, atau bisa juga menjadi penanda masalah kesehatan seperti radang.

  • Sembelit

Eits, balita juga bisa mengalami sembelit, lho! Sembelit pada balita sendiri biasa terjadi karena mereka masih memiliki kebiasaan menahan BAB. Apabila sembelitnya berlanjut, bisa saja tinja tersebut akan menjadi semakin keras dan mongering. Akibatnya, saat Si Kecil berusaha mengeluarkan tinja, mungkin saja ada kontak fisik yang akhirnya membuat kotoran tersebut terkena darah.

  • Robekan anus

Robekan kecil yang terjadi di anus (Fisura Ani) biasanya muncul karena feses yang mengeras. Akibatnya, kketika Si Kecil mengalami sembelit dan mengejan, anus pun akan berdarah. Kondisi ini tentu dapat menyebabkan nyeri dan sensasi gatal di area sekitar anus khususnya setelah ia BAB. Sebagai pencegahan, Juniors dapat memberinya asupan makanan yang tinggi serat dan memperbanyak minum. Minta Si Kecil untuk tidak mengejan terlalu keras.

Warna Darah BAB Si Kecil

Kita juga perlu untuk memahami bahwa terdapat beberapa warna darah yang menjadi gambaran kondisi kesehatan Si Kecil. Misal, jika darah berwarna merah, bisa saja terjadi pendarahan di daerah rektum. Apabila feses berwarna hitam maka berasal dari bagian tubuh lain yang terletak di sekitaran perut atas.

Sekadar tambahan info, selain darah, lendir juga bisa saja muncul pada tinja Si Kecil. Misalkan, jika Si Kecil memiliki alergi susu maka potensi BAB yang mengandung lendir juga bisa saja terjadi.

Baca Juga: Sleep Training Bagi Si Kecil

Kapan Harus Membawa Si Kecil Ke Dokter?

Meski kita tahu bahwa biasanya pendarahan saat BAB ini dapat ditangani di rumah, bukan berarti kita tidak perlu waspada! Kita perlu mengetahui jika pendarahan tersebut datang dengan gejala lainnya yang membuat ia merasa kesakitan. Juniors dapat membawa Si Kecil jika mengalami beberapa gejala seperti: Menangis tanpa henti, demam berkepanjangan, lesu dan lemas, susah makan, darah yang keluar terlalu banyak atau seperti gumpalan.

Peran Juniors untuk selalu memantau Si Kecil sangatlah penting untuk memastikan penanganan yang cepat dan tanggap apabil terjadi kondisi tertentu seperti BAB berdarah ini! -KJ

 

Ciri Perilaku Toxic Parenting

Pernah mendengar istilah orangtua toxic? Bagaimana ya ciri-ciri orang tua toxic? Apa mungkin Juniors merasa seperti orangtua toxic? Semoga tidak, ya. Kita sebagai orangtua mungkin selalu ingin memberikan yang terbaik bagi Si Kecil. Akan tetapi, terkadang kita tidak dapat menggunakan cara yang tepat sehingga mungkin saja justru terlihat menjadi toxic. Perilaku ini tentu saja akan memberikan dampak yang kurang baik bagi keluarga, terutama Si Kecil. Perilaku orangtua yang toxic yang terjadi secara sengaja maupun tidak sangat dapat memicu kerusakan mental dan emosional Si Kecil khususnya dalam masa tumbuh kembangnya. Karena itu, sangat penting bagi kita untuk memahami terlebih dahulu apa saja ciri perilaku toxic parenting dan juga dampak buruknya bagi Si Kecil.

Baca Juga: Sleep Training Bagi Si Kecil

Ciri umum Toxic Parents

  • Selalu Memikirkan Diri Sendiri

Ciri pertama dari orangtua toxic yaitu ia akan selalu mengutamakan kepentingan diri sendiri hingga mengesampingkan apa yang Si Kecil butuhkan. Meski mereka akan tetap berkata bahwa ia menyayangi Si Kecil namun dari perilakunya akan menggambarkan hal sebaliknya.

  • Menunjukkan Ketidak pedulian

Sikap kurang memberikan perhatian saat waktu penting juga merupaka ciri dari orangtua yang toxic, lho! Orangtua seperti ini biasanya tidak akan mempedulikan kata-katanya yang ia katakana pada Si Kecil, dan ini sangat berpotensi melukai perasaannya. Mereka juga tidak suka mendengarkan apa yang Si Kecil katakana dan memaksakan opininya.

  • Tidak Memiliki Rasa Simpati

Tidak simpati, ini adalah hal yang sangat mendasar. Jika orangtua tidak menunjukkan hal ini maka bisa jadi orangtua tersebut masuk dalam kategori toxic parents.Tidak menunjukkan simpati apapun kepada anak, bisa menjadi ciri-ciri orang tua toxic atau toxic parents.

Toxic parent akan lebih cenderung tidak memikirkan apa yang Si Kecil rasakan, sehingga ia menganggap bahwa hal atau peristiwa tersebut adalah hal yang biasa saja.

  • Bahkan, Berperilaku Kasar

Apabila terucap kata-kata kasar pada anak, maka ini adalah tanda pasti dari orangtua yang toxic. Biasanya, perkataan ini adalah bentuk luapan dari kemarahan yang tidak dapat ia kendalikan sehingga tertuang pada anak. Hal ini akan sangat mempengaruhi pertumbuhan psikologis dan mental Si Kecil, menentukan kepribadiannya kelak.

  • Terlalu Sering Menuntut

Mereka akan sangat sering menuntut Si Kecil agar mau mengikuti kemauan orangtua, terkadang bahkan untuk hal yang tidak baik. Dalam mengarahkan anak untuk menjadi seperti sesuatu tentu adalah hal yang wajar, namun jika melampaui kemampuannya justru hanya akan memberi dampak buruk baginya.

Baca Juga: Delapan Tanda Si Kecil Yang Lahir Sehat

Nah tadi kita sudah membahas ciri perilaku toxic parenting. Apakah Juniors merasakan salah satunya? Yuk kita mulai memperbaiki diri demi keluarga dan pertumbuhan Si Kecil yang lebih baik untuk masa depannya! -KJ

Sleep Training Bagi Si Kecil

Sleep training adalah sebuah proses penting dalam membantu Si Kecil tidur dengan nyenyak di malam hari. Selama enam bulan pertama, Si Kecil mungkin tidak memiliki pola tidur yang tetap, sehingga proses tidur dapat menjadi tantangan bagi orang tua yang merawatnya. Namun, dengan sleep training yang tepat, Juniors dapat membantu Si Kecil merasa nyaman dan teratur dalam pola tidurnya.

Baca Juga: Segala Persiapan Lebaran Bersama Si Kecil

Berikut adalah beberapa poin penting yang perlu dipahami tentang sleep training bagi Si Kecil.

  • Jadwalkan waktu tidur

Satu hal yang penting dalam sleep training adalah mengatur jadwal tidur Si Kecil.
Jadwalkan waktu tidur yang sama setiap malam untuk membantu Si Kecil membangun kebiasaan tidur yang baik. Jangan lupa untuk menyesuaikan waktu tidur sesuai dengan usia Si Kecil.

  • Luangkan waktu untuk tidur siang

Si Kecil juga membutuhkan waktu untuk tidur siang. Pastikan untuk menyediakan waktu yang cukup untuk Si Kecil tidur siang. Jangan biarkan Si Kecil terlalu lelah karena ini dapat mempengaruhi kualitas tidur malam hari.

  • Ciptakan lingkungan yang tenang

Ciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman bagi Si Kecil untuk tidur. Pastikan kamar Si Kecil gelap dan tenang serta suhu yang sesuai baginya untuk tidur. Juga, pastikan kasur Si Kecil cukup nyaman.

  • Perlahan-lahan hilangkan kebiasaan tidur Si Kecil

Si Kecil mungkin memiliki kebiasaan tertentu seperti menghisap dot atau diayun sebelum tidur. Perlahan-lahan hilangkan kebiasaan tersebut agar Si Kecil dapat belajar tidur tanpa bantuan kebiasaan tersebut. Hal ini dapat membantu Si Kecil belajar mandiri dan tidur dengan nyenyak.

  • Jangan biarkan bayi menangis terlalu lama

Jangan biarkan Si Kecil menangis terlalu lama selama proses latihan ini. Si Kecil mungkin membutuhkan waktu untuk menyesuaikan diri dengan jadwal tidur yang baru, tetapi pastikan Anda tetap memperhatikan Si Kecil. Cobalah untuk menenangkan Si Kecil dengan membacakan buku atau menyanyikan lagu tidur.

  • Tetap konsisten

Hal terakhir yang perlu diingat adalah tetap konsisten selama proses sleep training. Jangan mengubah jadwal tidur atau kebiasaan Si Kecil secara tiba-tiba. Hal ini dapat membuat Si Kecil bingung dan mengganggu proses sleep training.

Baca Juga: Si Kecil Yang Mengeluh Saat Berpuasa

Secara umum, sleep training dapat membantu Si Kecil belajar tidur dengan nyenyak dan mandiri. Pastikan Anda tetap konsisten dan memperhatikan Si Kecil selama proses sleep training. Dengan cara ini, Anda dapat membantu Si Kecil membangun kebiasaan tidur yang baik dan nyaman sehingga baik bagi kesehatannya! -KJ

Segala Persiapan Lebaran Bersama Si Kecil

Yeay, Lebaran sebentar lagi akan datang! Lebaran sendiri adalah salah satu momen yang paling umat Muslim nantikan di manapun itu. Di Indonesia sendiri, momen Lebaran menjadi momen yang penting untuk berkumpul bersama keluarga dan kerabat. Selama Lebaran, kita dapat menghabiskan waktu berkualitas dengan orang yang kita sayangi dan juga mempererat hubungan dengan keluarga yang mungkin jarang kita temui. Namun, mempersiapkan Lebaran juga dapat menjadi tantangan tersendiri, terutama bagi Juniors yang memiliki anak kecil. Karenanya persiapan lebaran bersama Si Kecil adalah hal yang utama.

Baca Juga: Si Kecil Yang Mengeluh Saat Berpuasa

Berikut adalah beberapa tips untuk mempersiapkan Lebaran bersama si kecil.

  • Mempersiapkan mental

Mempersiapkan diri secara mental sebelum Lebaran penting dilakukan. Berbicara dengan Si Kecil l tentang arti Lebaran dan apa yang seharusnya dilakukan selama perayaan Lebaran dapat membantu mengurangi kecemasan dan kekhawatiran mereka. Tunjukkan kepada mereka bagaimana menunjukkan rasa hormat dan sopan santun kepada orang yang lebih tua. Berbicara tentang aturan-aturan yang harus diikuti juga membantu mereka mempersiapkan diri untuk perayaan Lebaran.

  • Fisik yang perlu perhatian

Si Kecil juga harus menyiapkan fisik untuk perayaan Lebaran. Pastikan mereka beristirahat dengan cukup selama beberapa hari sebelum Lebaran untuk mempersiapkan tubuh mereka untuk acara yang sibuk. Pastikan mereka memiliki baju yang nyaman dan sesuai dengan tema perayaan. Jangan lupa untuk memastikan bahwa mereka memiliki sepatu yang nyaman untuk digunakan selama perayaan.

  • Menyiapkan makanan yang lezat dan tepat

Lebaran juga merupakan momen untuk menikmati makanan lezat bersama keluarga. Pastikan untuk mempersiapkan makanan yang sesuai dengan keinginan Si Kecil dan juga Juniors. Jangan lupa untuk memperhatikan keseimbangan nutrisi yang diperlukan oleh tubuh.

  • Agenda kegiatan yang pas

Mempersiapkan kegiatan selama Lebaran juga harus orangtua lakukan. Si Kecil akan senang jika dapat berpartisipasi dalam permainan dan kegiatan yang ada. Jangan lupa untuk menyediakan hadiah kecil bagi mereka yang menang. Selain itu, persiapkan juga kegiatan yang bersifat edukatif dan bermanfaat seperti membaca buku cerita bertemakan agama atau menonton film bertema Islami.

Baca Juga: Delapan Tanda Si Kecil Yang Lahir Sehat

  • Persiapan Keamanan

Mempersiapkan keamanan selama perayaan Lebaran juga penting, loh! Pastikan Si Kecil selalu dalam pengawasan orang dewasa dan hindari memberikan permainan yang berbahaya. Jangan lupa untuk mengingatkan mereka tentang bahaya petasan dan kembang api, serta memberikan penjelasan tentang penggunaannya.

Demikianlah beberapa tips seputar persiapan Lebaran bersama Si Kecil. Yang terpenting adalah menikmati momen yang indah bersama keluarga dan menjaga keamanan dan kesehatan selama perayaan Lebaran. Selamat menyambut Lebaran, ya! -KJ

 

Si Kecil Yang Mengeluh Saat Berpuasa

Meski akan berlangsung satu tahun sekali, namun Ramadan tetap menjadi bulan yang spesial bagu seluruh umat Muslim di dunia. Seperti yang kita tahu, di bulan ini seluruh umat Muslim wajib untuk menahan diri dari beberapa kegiatan seperti makan, minum dan hal lainnya. Namun, bagi Juniors yang memiliki anak yang masih kecil, kegiatan ini mungkin akan terasa sangat sulit bagi Si Kecil sehingga mereka pada akhirnya mengeluh.

Baca Juga: Delapan Tanda Si Kecil Yang Lahir Sehat

Nah, dalam artikel ini kita akan membahas bagaimanan menyiasati Si Kecil yang mengeluh saat berpuasa! Selamat menyimak!

  • Berbicaralah dengan baik

Tentu menjadi hal yang mendasar, ketika ia mengeluh karena tidak memahami alasan harus berpuasa dan aturannya, Kita sebagai orangtuanya tentu harus dapat memahami ini. Karena kita telah memahaminya maka inilah waktunya untuk memulai dengan berbicara perlahan. Juniors dapat menjelaskan beragam manfaat puasa dari segi kesehatan tubuh, dan juga makna sosial seperti kesempatan makan yang ia miliki jika ia bandingkan dengan orang lain yang mungkin kurang beruntung. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang makna dan tujuan puasa, anak-anak mungkin akan lebih bersedia untuk menahan diri dari mengeluh selama berpuasa.

  • Berikan Pilihan Makanan yang Sehat!

Saat waktu berbuka tiba, Si Kecil mungkin merasa lapar dan lelah setelah berpuasa. Untuk membantunya tetap sehat dan bugar, Juniors dapat memberikan pilihan makanan yang sehat dan bernutrisi. Ini termasuk buah-buahan, sayuran, dan makanan ringan yang rendah gula dan garam. Dengan memilih makanan yang tepat, Ia dapat merasa lebih baik dan memiliki energi yang cukup untuk melanjutkan ibadah selama Ramadan!

  • Ajak Dia Melakukan Kegiatan Seru

Untuk membantunya tetap sibuk dan terlibat dalam kegiatan selama Ramadan, ajaklah ia dalam kegiatan Ramadan yang menyenangkan seperti mencari Takjil, atau hal lainnya. Dengan cara ini, Ia tidak hanya akan terlibat dalam kegiatan yang menyenangkan, tetapi juga akan merasa lebih terhubung dengan teman sebayanya yang lain selama Ramadan.

  • Beri Pujian dan Dorongan

Mengeluh adalah hal yang sangat wajar. Penting kemudian bagi orangtua untuk memberikan pujian dan dorongan yang nyata. Stimulus seperti ini akan membantu meningkatkan motivasi Si Kecil untuk melanjutkan puasa dengan kesabaran dan ketekunan yang semakin baik, loh! Orangtua juga bisa memberikan penghargaan kecil, seperti buku atau mainan baru, sebagai penghargaan atas usaha anak mereka dalam menahan diri dari mengeluh selama Ramadan.

  • Jadilah Teladan yang Baik

Pada akhirnya, orangtua harus menjadi teladan yang baik bagi Si Kecil. Anak-anak akan meniru perilaku orang dewasa di sekitar mereka, sehingga tentu kita sebagai figur orang dewasa harus terus menjadi contoh yang baik bagi masa depan Si Kecil.

Baca Juga: Bahaya Suhu Panas Berlebih Bagi Si Kecil

Keluhan yang muncul dari Si Kecil saat menjalankan puasa adalah hal yang sangat wajar dan perlu Juniors maklumi. Karena itulah kita perlu menjadi figur orang dewasa yang dapat membina Si Kecil secara bertahap dan perlahan. Selamat mencoba! -KJ

 

Delapan Tanda Si Kecil Yang Lahir Sehat

Ketika Si Kecil baru lahir, pasti menjadi momen yang sangat membahagiakan bagi orang tua. Namun, selain merasakan kebahagiaan, orang tua juga harus memperhatikan tanda-tanda Si Kecil yang sehat. Tanda-tanda tersebut sangat penting untuk memastikan kesehatan Si Kecil dan kebutuhan medis apa yang harus diberikan. Berikut adalah delapan tanda Si Kecil yang lahir sehat yang perlu diketahui oleh orang tua.

Baca Juga: Membahas Manfaat Madu Bagi Kesehatan Kandungan

8 Tanda Si Kecil Terlahir Sehat

Bagi para orangtua yang sudah sangat mendekati kelahiran berikut adalah delapan tanda Si Kecil yang lahir sehat yang perlu orang tua ketahui.

  • Berat Badan

Si Kecil yang sehat biasanya memiliki berat badan yang cukup. Si Kecil yang lahir dengan berat badan di antara 2,5-4,5 kg biasanya dianggap normal. Jika Si Kecil memiliki berat badan yang rendah atau tinggi, bisa jadi memerlukan penanganan medis khusus.

  • Panjang Badan

Selain berat badan, panjang badan juga menjadi tanda Si Kecil yang sehat. Si Kecil yang lahir dengan panjang badan antara 46-56 cm dianggap normal. Namun, tanda panjang badan tidak selalu menentukan apakah Si Kecil sehat atau tidak.

  • Lingkar Kepala

Lingkar kepala juga menjadi tanda Si Kecil yang sehat. Ukuran lingkar kepala yang normal berkisar antara 32-37 cm. Ukuran lingkar kepala yang terlalu besar atau kecil dapat menjadi tanda adanya masalah pada otak Si Kecil.

  • Kondisi Kulit

Kulit Si Kecil yang sehat biasanya berwarna merah muda atau merah terang. Kulit yang pucat atau kebiruan dapat menjadi tanda Si Kecil yang tidak sehat.

  • Respirasi

Respirasi Si Kecil yang sehat umumnya berada pada rentang 30-60 napas per menit. Napas Si Kecil yang terlalu cepat atau lambat dapat menjadi tanda adanya masalah pada sistem pernapasan.

  • Detak Jantung

Detak jantung Si Kecil yang normal berada pada rentang 110-160 denyut per menit. Detak jantung yang terlalu cepat atau lambat dapat menjadi tanda adanya masalah pada sistem kardiovaskular.

  • Refleks

Refleks Si Kecil yang sehat biasanya memiliki refleks moro, yaitu ketika Si Kecil merasa terkejut atau kehilangan keseimbangan, maka tangannya akan terangkat dan kembali menempel ke tubuhnya. Selain itu, Si Kecil yang sehat juga memiliki refleks menghisap dan menelan.

  • Aktivitas Fisik

Si Kecil yang sehat biasanya memiliki aktivitas fisik yang cukup. Aktivitas fisik yang berlebihan atau terlalu sedikit dapat menjadi tanda adanya masalah pada sistem saraf atau otot.

Baca Juga: Bahaya Suhu Panas Berlebih Bagi Si Kecil

Demikianlah delapan tanda Si Kecil yang lahir sehat yang perlu diketahui oleh orang tua. Namun, tanda-tanda tersebut bukan berarti selalu menjamin Si Kecil yang lahir sehat tidak, ya! Karena sewaktu-waktu ia bisa saja mengalami masalah kesehatan di kemudian hari yang tentu kita tidak inginkan.

Oleh karena itu, orang tua harus selalu memeriksakan kesehatan Si Kecil secara rutin dan memberikan perhatian yang cukup pada tumbuh kembang Si Kecil. -KJ

Bahaya Suhu Panas Berlebih Bagi Si Kecil

Suhu panas yang tinggi dapat berdampak buruk pada kesehatan manusia, terutama pada anak-anak yang rentan terhadap dehidrasi dan kelelahan panas. Seperti apa bahaya yang mungkin disebabkan suhu panas berlebih ini? Berikut adalah beberapa bahaya suhu panas bagi Si Kecil yang harus diwaspadai:

Bahaya Suhu Panas Berlebihan Bagi Si Kecil

  • Dehidrasi

Bahaya pertama  yang sangat mungkin terjadi adalah dehidrasi. Suhu panas yang tinggi dapat menyebabkan Si Kecil kehilangan cairan tubuh lebih cepat. Dehidrasi dapat menyebabkan gejala seperti sakit kepala, mulut kering, kelelahan, dan detak jantung yang cepat. Pastikan Si Kecil minum banyak air selama cuaca panas.

  • Heatstroke

Berikutnya adalah heatstroke. Heatstroke terjadi ketika suhu tubuh meningkat drastis dan tidak dapat lagi dikendalikan oleh tubuh. Gejalanya termasuk pusing, mual, kejang, dan bahkan koma. Si Kecil harus dijaga agar tidak terpapar suhu panas yang berlebihan dan dipindahkan ke tempat yang lebih sejuk jika terjadi gejala-gejala tersebut.

Baca Juga: Mengajari Bayi Untuk Berjalan

  • Ruam panas

Lalu ada ruam panas yang biasanya terjadi pada daerah yang terpapar suhu panas yang tinggi, seperti paha, ketiak, dan leher. Ruam panas dapat membuat Si Kecil merasa gatal dan tidak nyaman. Pastikan Si Kecil memakai pakaian yang longgar dan bernapas dengan baik selama cuaca panas.

  • Kelelahan panas

Suhu tinggi dapat membuat Si Kecil merasa lelah dan lesu. Kelelahan panas dapat menyebabkan gejala seperti pusing, mual, dan kram otot. Pastikan Si Kecil beristirahat dan tidak terpapar suhu panas yang berlebihan.

  • Penyakit kulit

Suhu panas yang tinggi dapat memicu pertumbuhan bakteri dan jamur di kulit Si Kecil, menyebabkan infeksi dan penyakit kulit. Pastikan Si Kecil mandi setiap hari dan mengenakan pakaian yang bersih dan kering selama cuaca panas.

  • Penurunan kualitas tidur

Suhu panas yang tinggi dapat mengganggu kualitas tidur Si Kecil. Pastikan kamar tidur Si Kecil cukup sejuk dan ventilasi yang baik selama cuaca panas.

  • Peningkatan risiko infeksi

Suhu panas yang tinggi dapat membuat tubuh Si Kecil lebih rentan terhadap infeksi. Pastikan Si Kecil menghindari tempat yang kotor dan menjaga kebersihan tubuh dengan baik selama cuaca panas.

Baca Juga: Single Parent? Tentu Kita Bisa!

  • Gangguan pada sistem pencernaan

Suhu panas yang tinggi dapat menyebabkan gangguan pada sistem pencernaan Si Kecil, seperti mual, muntah, dan diare. Pastikan Si Kecil makan makanan yang sehat dan bersih selama cuaca panas.

Suhu panas yang tinggi dapat berdampak buruk pada kesehatan Si Kecil. Hal ini bukan berarti Si Kecil tidak boleh terpapar panas sama sekali, namun jika suhu sedang tidak bersahabat sebaiknya hindarkan Si Kecil dari panas tersebut. -KJ

 

Mengajari Bayi Untuk Berjalan

Mengajari bayi untuk berjalan adalah salah satu tonggak perkembangan yang paling penting dalam hidup seorang anak. Bayi yang belajar berjalan dengan baik memiliki kepercayaan diri yang lebih tinggi dan kebebasan untuk mengeksplorasi lingkungan sekitarnya. Namun, mengajari bayi untuk berjalan bisa menjadi tantangan yang menarik bagi orang tua. Artikel ini akan membahas cara mengajari si kecil untuk berjalan.

Baca Juga: Mengenal 5 Love Language Anak

  • Berikan dukungan yang cukup

Saat bayi belajar berjalan, ia membutuhkan dukungan untuk menjaga keseimbangan. Berikan dukungan yang cukup saat bayi mulai mencoba berdiri dan berjalan dengan menyediakan meja kecil atau kursi yang kokoh. Ini akan membantu bayi merasa lebih nyaman dan lebih mudah menjaga keseimbangan.

  • Lakukan latihan merangkak

Latihan merangkak adalah salah satu cara terbaik untuk membantu bayi membangun kekuatan otot yang dibutuhkan untuk berjalan. Dengan merangkak, bayi akan belajar menggerakkan tubuhnya dan membangun keseimbangan tubuhnya. Lakukan latihan merangkak dengan meletakkan mainan atau benda yang menarik di depan bayi untuk membuatnya tertarik.

  • Gunakan walker di waktu yang tepat!

Baby walker memang sangat direkomendasikan untuk melatih kestabilan Si Kecil. Perlengkapan ini dapat membantunya membiasakan diri untuk berdiri. Tapi, meskipun walker dapat membantu bayi berjalan, penggunaan walker yang berlebihan bisa membahayakan anak Papa atau Mama. Walker dapat membuat bayi terjebak di bawah meja atau alat lainnya dan bahkan bisa meningkatkan risiko jatuh. Maka dari itu, gunakanlah walker di waktu yang tepat.

  • Berikan dukungan yang cukup

Saat belajar berjalan, berikan dukungan yang cukup. Papa atau Mama bisa berdiri di depan bayi dan menunjukkan tangan Papa atau Mama untuk memberikan dukungan saat bayi mencoba berjalan. Papa atau Mama juga bisa berdiri di belakang bayi dan menopang tubuhnya agar ia tetap seimbang.

  • Gunakan sepatu khusus bayi

Pilih sepatu khusus bayi yang memberikan dukungan pada kaki, pergelangan kaki, dan tumit. Ini akan membantu bayi merasa lebih nyaman dan stabil saat belajar berjalan. Pastikan juga bahwa sepatu yang Papa atau Mama pilih sesuai dengan ukuran kaki bayi.

  • Berikan pujian

Berikan pujian saat bayi mencoba berjalan. Ini akan memberikan mood pada bayi untuk terus mencoba dan memberikan rasa percaya diri yang lebih tinggi. Katakan “Baik sekali!” atau “Kamu pintar sekali!” setiap kali bayi berhasil mencapai tonggak perkembangan yang baru.

Baca Juga: Menangani Si Kecil yang Hiperaktif

Mengajari bayi untuk berjalan memang bisa menjadi tantangan yang menarik. Namun, dengan memberikan dukungan yang cukup dan latihan yang tepat, Papa atau Mama bisa membantu si kecil mencapai tonggak perkembangan ini. Jangan lupa untuk memberikan pujian dan dukungan yang positif untuk membantu bayi merasa lebih percaya diri. Semoga artikel ini dapat membantu ya! -KJ

 

Single Parent? Tentu Kita Bisa!

Menjadi orangtua tentu tidak pernah menjadi mudah. Khususnya bagi mereka yang menjadi orangtua tunggal atau single parent karena perceraian atau kematian pasangan. Akan tetapi, bukan berarti Mama atau Papa tak dapat melakukannya meski terdapat perbedaan antara single parent dan sepasang orang tua.

Baca Juga: Si Kecil Menyikat Gigi Teratur Adalah Hal Yang Wajib, Ya!

Tips mengasuh anak bagi single parent

Ya, menjadi single parent akan membutuhkan kesiapan mental dan juga fisik karena Mama atau Papa akan menjalani peran ganda untuk membesarkan Si Kecil. Disamping mencari nafkah juga untuk mengerjakan kegiatan rumah. Karena itu, penting buat Mama atau Papa untuk memerhatikan tumbuh kembang Si Kecil agar ia tidak mengalami trauma karena ditinggalkan oleh sosok ayah atau ibu. Bagaimana carany? Berikut beberapa tips yang boleh Mama atau Papa terapkan!

  • Mencari sosok pengganti ayah atau ibu

Mencari pengganti tidak berarti sama dengan mencari pasangan baru. Terdapat pertimbangan penting bagis setiap orang. Akan tetapi, Mama atau Papa dapat memberi Si Kecil figur orangtua dalam diri saudara – saudaranya. Seperti tante, om, bibi, paman, nenek, atau kakeknya sendiri. Dengan cara inilah Si Kecil mendapat kesenangan serta tak merasa kehilangan sosok ayah atau ibunya.

  • Berperan menjadi ayah atau ibu

Ketika Mama atau Papa menjadi single parent maka Mama atau Papa juga dapat berperan sebagai sosok ayah dan juga ibu sekaligus. Jika Mama atau Papa memiliki anak laki – laki maka Mama atau Papa harus bisa mengajaknya berolahraga atau main mobil – mobilan. Dan jika Mama atau Papa memiliki anak perempuan maka Mama atau Papa harus bisa menemaninya bermain boneka atau masak – masakan.

  • Berikan Si Kecil lebih banyak waktu

Kadang karena berkewajiban memenuhi kebutuhan Mama atau Papa juga Si Kecil seorang diri, biasanya Mama atau Papa jadi lupa untuk memberikan Si Kecil lebih banyak waktu bersama. Untuk mencukupi waktu bersama, Mama atau Papa bisa melakukan quality time bersama Si Kecil saat akhir pekan. Bisa dengan mengajaknya jalan – jalan atau sekadar menemani Si Kecil bermain. Sehingga Si Kecil akan tetap merasa diperhatikan.

  • Berikan penjelasan pada Si Kecil tentang situasi yang sebenarnya

Saat Si Kecil sudah lebih besar dan bertanya kenapa Mama atau Papa hanya seorang diri, maka Mama atau Papa harus menjelaskan situasi yang sesungguhnya terjadi. Tentunya dengan bahasa yang Si Kecil mengerti. Beritahukan apa yang menyebabkan perceraian atau kematian sang ayah atau ibu. Jangan berbohong sebab Si Kecil akan merasa kecewa. Itulah beberapa tips untuk mengasuh anak bagi single parent.

Baca Juga:  Membahas Manfaat Madu Bagi Kesehatan Kandungan

Mama atau Papa tak perlu tertekan karena Si Kecil akan merasa kehilangan kasih sayang yang utuh dari kedua orangtuanya.  Karena Si Kecil akan tetap memperoleh kasih sayang dari Mama atau Papa juga orang – orang terdekatnya. – KJ

 

Membahas Manfaat Madu Bagi Kesehatan Kandungan

Madu sejak dahulu terkenal sebagai makanan yang kaya akan nutrisi dan manfaat bagi kesehatan kita. Seiring berjalannya waktu, semakin banyak bukti yang menunjukkan bahwa madu juga dapat membantu dalam meningkatkan probabilitas kehamilan dan menjaga kandungan wanita hamil. Nah, di artikel ini, kita akan melihat lebih dalam tentang manfaat madu bagi kesehatan kandungan.

Baca Juga: Si Kecil Menyikat Gigi Teratur Adalah Hal Yang Wajib, Ya!

Mitos Madu Menyuburkan Kandungan

Madu asli terkenal dapat menyuburkan kandungan wanita. Mama tentu mengetahuinya karena opini ini adalah opini lama di masyarakat sejak dahulu. Namun, apakah sebenarnya ini hanyalah mitos belaka?

Ini bukanlah mitos,  ini adalah fakta. Madu sendiri sudah terkenal akan banyak manfaat bagi kesehatan. Madu terkenal dapat menyuburkan sperma bagi pria dan juga menyehatkan rahim bagi wanita. Sudah banyak peradaban yang membuktikan hal ini.

Membahas manfaat madu bagi kesuburan

Madu kini telah terbukti memiliki khasiat untuk menyuburkan kandungan. Ada banyak alasan yang mendukung pernyataan ini, antara lain:

  • Kaya antioksidan

Antioksidan tentu sangat penting khususnya bagi Mama yang tinggal di perkotaan yang penuh dengan radikal bebas atau polutan. Maka dari itu, madu memiliki peran yang sangat vital untuk menjadikan tubuh semakin lebih kuat dalam menangkal berbagai polusi zat tidak baik tersebut sehingga kualitas kandungan pun menjadi lebih baik.

  • Kaya akan vitamin

Madu memiliki banyak sekali kandungan bergizi bagi tubuh manusia. Beberapa di antaranya adalah vitamin, kalsium, dan zat besi. Tentunya kandungan-kandungan utama ini dapat berperan untuk menguatkan kandungan dan menyuburkan rahim.

  • Sumber energi

Sebagai sumber energi, madu terkenal kaya akan karbohidrat dan kalori. Kedua kandungan ini sangat mudah tuntuk tubuh Mama serap. Karena itu, mambu akan mampu meningkatkan daya tahan tubuh manusia khususnya bagi Mama.

  • Berfungsi sebagai anti jamur

Bahan alami madu secara umum dapat memberikan ketahanan tubuh kita dari jamur dan bakteri yang berbahaya bagi kesehatan tubuh kita, apalagi bagi Mama yang sedang mengandung. Tak ayal, madu dapat menjadi antiseptic yang menjaga kesehatan rahim wanita.

Baca Juga: Yuk Kenali 5 Macam Cara Belajar Anak

Sudah sangat lama madu terkenal akan manfaatnyadalam meningkatkan kesehatan tubuh manusia. Selain meningkatkan kekebalan, madu juga dapat menyembuhkan kita dari berbagai jenis penyakit. Termasuk bagi Mama dan Papa yang ingin memiliki anak, tak ada salahnya untuk mulai aktif mengonsumsi madu untuk kesehatan keduanya. Selamat mencoba! -KJ

 

top-margin:10px;