Speech Delay Yang Menjadi Perhatian Orangtua

Mungkin sebagian orangtua sudah mengetahui akan sebuah fenomena dimana Si Kecil mengalami keterlambatan berbicara. Hal ini sering kita sebut dengan Speech Delay. Secara umum, Speech Delay merupakan keterlambatan bicara dan berkomunikasi sehingga tidak sesuai dengan usia perkembangan anak. Sayangnya, beberapa orangtua masih menganggap bahwa Speech Delay adalah kondisi normal, padahal keterlambatan bicara yang tidak ditangani dengan benar akan menjadi sebuah petanda gangguan serius pada anak.

Baca Juga: Mengapa Papa Harus Sering Menggendong Si Kecil?

Speech Delay pada anak adalah suatu gangguan yang sangat penting untuk kita pahami. Hal ini bukanlah sebuah vonis melainkan sebuah gejala yang perlu selalu kita amati. Sehingga, anak dengan Speech Delay perlu kita perhatikan selalu perkembangannya.

Jenis-jenis Speech Delay

  • Gangguan fungsional: gangguan ini tergolong ringan dan terjadi karena murni kurangnya stimulasi anak yang diberikan oleh orangtuanya
  • Gangguan non-fungsional: gangguan ini merupakan akibat dari gangguan bahasa reseptif seperti autisme maupun ADHD

Faktor penyebab Speech Delay

Ragam faktor yang dapat menjadi penyebab Si Kecil mengalami gangguan ini, antara lain:

  • Kurangnya interaksi dengan orangtua

Waktu yang selalu tersita menyebabkan jarangnya Si Kecil dan orangtuanya berinteraksi. Hal ini memiliki pengaruh besar karena stimulasi dari orang lain sangatlah ia butuhkan. Efek yang paling terasa adalah ragam kosakatanya yang sangat terbatas. Karena itu, seringlah manfaatkan waktu sebaik-baiknya untuk berinteraksi dengan Si Kecil.

  • Terlalu banyak menggunakan gawai

Di era serba maju seperti saat ini, beberapa orangtua memilih untuk menenangkan Si Kecil dengan memberikannya gawai. Sayangnya, banyak orangtua juga tidak sadar bahwa kebiasaan menggunakan gawai ini akan membuatnya kesulitan mengembangkan kemampuan berbicaranya. Interaksi yang ia terima dari gawai hanya bersifat satu arah sehingga ia tidak akan membalas apa yang ia lihat sehingga ia terlatih menjadi pasif secara tidak langsung.

  • Adanya gangguan pendengaran

Si Kecil dengan gangguan pendengaran juga berpotensi mengalami masalah Speech Delay. Hal ini dapat kita pahami karena ia menjadi kesulitan untuk mendengar percakapan. Untuk mengetahuinya kita perlu untuk bertanya langsung pada Si Kecil tentang apa yang ia rasakan, lalu jika dirasa perlu segeralah untuk mendatangi dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

  • Autisme pada anak

Autisme merupakan gangguan yang terjadi karena adanya keterlambatan maupun gangguan di sisi kognitif Si Kecil. Hal ini dapat merembet hingga perilaku, kemampuan Bahasa dan interaksi sosialnya. Orangtua perlu untuk sangat memperhatikan ini karena autism bukanlah hal sembarangan melainkan membutuhkan perhatian tinggi!

Baca Juga: Sembuh Total Dari Kanker Payudara Stadium Awal

Selain dampak utamanya yaitu sulit berkomunikasi, Speech Delay juga memiliki dampak bagi orangtua karena semakin sulit memahami kemauan Si Kecil. Lebih jauh, gangguan ini dapat memberi dampatk serius seperti gangguan mental saat ia dewasa kelak karena keterbatasan mereka dalam mengekspresikan yang mereka mau.

Nah semoga melalui pembahasan ini, orangtua dapat semakin sensitif pada setiap perkembangan Si Kecil, ya! -KJ

 

Mengapa Papa Harus Sering Menggendong Si Kecil?

Memasuki dunia baru sebagai orangtua, pasti akan menciptakan tantangan baru khususnya bagi Papa! Meski dapat kita asumsikan bahwa pengasuhan anak biasanya identik dengan Mama tapi hal ini bukan berarti Papa tidak memiliki peran. Papa juga harus turut bekerjasama dengan Mama. Seperti jika Mama sedang sibuk, Papa juga harus bisa untuk menggendong Si Kecil. Mengapa? Karena ternyata saat papa menggendong anak akan memberi banyak manfaat untuknya! Berikut diantaranya:

  • Meningkatkan keintiman Papa dan Si Kecil

Memiliki waktu intim bersama anak merupakan hal yang cukup langka bagi Papa. Hal ini wajar karena biasanya papa akan lebih banyak sibuk di luar rumah yang tentu menguras waktu. Nah dengan memanfaatkan waktu bersama Si Kecil sambil menggendongnya,  interaksi antara Papa dan Si Kecil akan semakin baik. Hal ini tentu akan berdampak pada ikatan emosional yang semakin baik. Ia pun akan merasa nyaman saat bersama Papa dan tentu merasa aman.

  • Menenangkan dan membuat kualitas tidur yang baik

Kontak langsung dengan Si Kecil sejak bayi sangat dapat memberikan rasa nyaman dan tenang bagi Si Kecil. Selain bagi Si Kecil, kontak ini pun akan secara cepat mengurangi tingkat stress pada Papa yang mungkin sedang memikirkan banyak pekerjaan.

Baca Juga: Pentingnya Kedekatan Si Kecil dengan Papa

  • Meningkatkan sistem kekebalan tubuh Si Kecil

Dampak jangka panjang jika Papa menggendong Si Kecil adalah sistem kekebalan tubuhnya yang akan meningkat. Hal ini dapat terjadi karena sistem kekebalan tubuh papa mengirimkan antibody melawati kulit ke anak sehingga dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh Si Kecil.

  • Ia merasa sangat dicintai

Semakin sering interaksi terjadi antara Papa dan Si Kecil, akan membuat ia merasa dicintai oleh orangtuanya. Figur seorang ayah yang menjaga keluarga akan melekat di dalam pikirannya. Kelak setelah ia tumbuh dewasa, anak laki-laki akan menjadi figur yang juga sayang dengan keluarganya, dan anak perempuan akan mampu mencari figur suami yang baik seperti yang digambarkan oleh ayahnya.

Bagaimana agar Papa terbiasa menggendong Si Kecil?

Survey Persil Non-Bio and Comfort Pure menjelaskan bahwa sekitar 60% ayah baru memiliki perasaan khawatir saat menggendong anaknya. Wajar, menggendong tubuh yang masih rapuh membutuhkan pendekatan khusus apalagi bagi laki-laki. Karena itu, terdapat beberapa cara untuk membiasakannya seperti dengan mengajak Papa mengikuti kelas persiapan kelahiran atau seminar tertentu. Selain itu, mencontohkan beberapa cara menggendong bayi kepada Papa secara berkelanjutan. Dengan begitu, Papa akan menjadi lebih paham dan terbiasa untuk menggendong Si Kecil bahkan melakukan banyak hal lainnya.

Nah semoga kini Papa bisa selalu terlibat dalam mengasuh Si Kecil ya, karena bagaimanapun kuncu parenting yang baik adalah kerjasama antara Papa dan Mama bahkan hingga hal terkecil seperti saat Papa menggendong anak. -KJ

 

Mencegah Si Kecil Agar Tidak Menjadi Pembully

Setelah sebelumnya kita membahas jika Si Kecil menjadi korban Bullying, kali ini kita akan membahas bagaimana agar Si Kecil kelak tidak menjadi pembully. Papa dan Mama pun perlu tahu bahwa sebenarnya dibalik seorang anak yang menjadi pembully, adabanyak faktor yang membuatnya menjadi demikian. Faktor-faktor yang berpengaruh biasanya adalah pola asuh atau trauma yang diterima Si Kecil.

Pada dasaranya, anak kecil yang menjadi pelaku pembullyan membutuhkan bimbingan dari Papa dan Mama. Orangtua dapat mengajarkannya bagaimana cara mengolah rasa marah, frustasi, dan emosi yang nanti ia rasakan.

Photo by RODNAE Productions: https://www.pexels.com/photo/boy-sitting-on-his-desk-while-pointing-towards-the-camera-6936412/

Beragam Cara Agar Si Kecil Tidak Menjadi Pembully

Nah kini kita akan berfokus tentang cara agar Si Kecil tidak menjadi pelaku pembullyan yang akan dijabarkan berikut ini.

1. Mengajarkan makna perbedaan

Papa dan Mama yang berada di Indonesia tentu tahu bahwa negara kita penuh dengan banyak perbedaan yang beragam. Hal ini juga secara tidak langsung dapat menjadi bahan pengajaran pada Si Kecil. Papa dan Mama dapat mengajarkannya banyak perbedaan seperti warna kulit, ras, agama dan lainnya. Manfaat dari ini adalah ia akan memiliki pola pikir yang terbuka saat nantinya ia masuk ke sekolah dan melihat banyak sekali perbedaan antar anak seusianya.

2. Mengenali lingkungan bermain Si Kecil

Jika Si Kecil menjadi pembully, hal ini bisa saja terjadi karena ia pernah menjadi korban perundungan di lingkungan pergaulannya yang lain. Hal ini memicunya untuk menunjukkan “kuasanya” dengan sikap agresif pada teman lainnya. Karena itulah penting bagi Papa dan Mama untuk dapat mengenali lingkungan Si Kecil dan memastikan bahwa ia juga aman dari aksi perundungan di sekitarnya.

3. Menjaga konten digital anak

Di era seperti saat ini, konsumsi konten internet tak hanya kita saja yang bisa melakukannya, namun Si Kecil juga. Perlilaku Si Kecil akan sangat dipengaruhi dari apa yang ia konsumsi seperti tontonan, bacaan atau kegiatannya setiap hari. Papa dan Mama harus bisa membantunya untuk memilihkan konten-konten internet yang bermanfaat. Jika terdapat konten yang kebetulan membahas hal yang tidak baik, Papa dan Mama dapat mengajaknya berbicara sambil menerangkan bahwa hal tersebut tidaklah baik untuk dilakukan.

4. Bantu ia mengendalikan emosi

Sebagai anak kecil, wajar baginya jika masih belum dapat mengatur emosinya dengan baik. Saat ia merasakan emosi tertentu seperti marah, sedih, kecewa atau emosi negatif lainnya maka ia biasanya akan melampiaskan hal tersebut dengan berbagai cara, salah satunya adalah membully. Agar ia tidak menjadi pembully, jika melihat pada faktor ini maka kita perlu untuk mengajarinya cara mengatur emosi tersebut. Kita perlu untuk tidak segan saat menanyakan perasaannya hari ini, mulai dengan membangun komunikasi, kita dapat membantunya untuk mengekspresikan emosi tersebut dengan ragam hal seperti bermain, bernyanyi, melukis atau lainnya.

Baca Juga: Bullying, Hal Wajib yang Harus Orangtua Ketahui!
5. Berikan ia contoh yang baik

Si Kecil sedang berada dalam masa pertumbuhan baik secara fisik dan juga mental. Ia akan dapat tumbuh menjadi pribadi seperti apa tentu bergantung dengan proses ia berkembang sehari-hari. Dalam perjalanannya, kita sebagai orangtua perlu untuk selalu memberikannya contoh yang positif seperti tidak mudah marah, tidak berkata kasar atau hal lainnya.

Jika kita mampu mengendalikan emosi dengan baik di depan anak maka ia juga akan menangkap hal tersebut untuk ia tiru.

Nah itulah beberapa cara untuk mencegah anak menjadi pembully. Papa dan Mama dapat mulai untuk melakukan hal-hal tersebut, ya! Kesabaran adalah hal yang mutlak untuk membentuk karakter baik pada anak tapi hal ini penting untuk kita jadikan tantangan! -KJ

 

Mengajak Si Kecil Berolahraga dan Menjadi Lebih Sehat

Setelah Si Kecil lahir, mungkin banyak perubahan yang terjadi dalam kebiasaan kita. Jika dulunya Mama  sering berolahraga, mungkin sekarang panggilan berolahraga itu kembali muncul, ya? Nah, karena sekarang Si Kecil sudah dirasa cukup mampu untuk bergerak dengan baik, mengapa tidak mengajak Si Kecil berolahraga bersama?

Mengajak Si Kecil berolahraga tak hanya akan memberikan manfaat bagi kesehatan dan tumbuh kembang, juga akan meningkatkan kedekatan (bonding) antara Mama dan Si Kecil. Tentu dua hal ini adalah hal yang sedang sangat orangtua perhatikan, bukan? Karena itu, yuk ajak Si Kecil berolahraga dengan beberapa tips berikut ini.

Photo by Ketut Subiyanto from Pexels: https://www.pexels.com/photo/woman-stretching-with-a-little-girl-4473636/

Tips agar Si Kecil mau berolahraga

  • Terlebih dahulu, jelaskan manfaat olahraga padanya

Karena ini akan menjadi pengalaman baru baginya, maka tentu langkah pertama yang perlu kita lakukan adalah memperkenalkan olaghraga itu sendiri. Ceritakanlah beberapa manfaat penting pada Si Kecil seperti:

  1. Membuat ia akan selalu merasa segar dan tidak mudah lelah saat bermain
  2. Kegiatan mengasyikan yang selalu ia mau
  3. Membantu tumbuh kembangnya

Jika Si Kecil sudah mengetahui manfaat berolahraga apalagi dengan cara bermain, pasti ia akan menjadi antusias untuk mengikuti aktivitas Mama.

  • Jadikan aktivitas bermain

Masih sedikit membahas tentang bermain, bagaimana kira-kira cara untuk membuat olahraga dapat menjadi se-asyik bermain permainan Si Kecil dengan teman-temannya? Terkadang beberapa orangtua memikirkan ini, namun tak perlu bingung. Hal terpenting dari kegiatan ini adalah memastikan agar kegiatannya tidak terlalu kaku. Mama dapat melonggarkan aturan aturan tertentu jika misal mama mengajaknya bermain basket sederhana. Kegiatan lain seperti berenang juga tentu sangat bagus.

  • Mengatur waktu olahraga yang tepat

Rasa bosan dengan aktivitas yang berulang sangat mungkin ia rasakan, ma. Jika ini terjadi maka bisa jadi ia akan lebih mudah kehilangan fokus dan bahkan kehilangan minat untuk melakukan aktivitas tersebut. Aturlah kegiatan ini dengan durasi yang pas tergantung olahraga apa yang akan dilakukan.

Nah tadi adalah beberapa tips sederhana tentang mengajak Si Kecil berolahraga. Dengan melakukan aktivitas ini, ia akan mempelajari banyak hal baru selain tentu meningkatkan ketahanan tubuh dan kualitas pertumbuhannya. Kedepannya, ia juga dapat menjadi semakin percaya diri dalam melakukan segala aktivitasnya. -KJ

kedekatan papa

Pentingnya Kedekatan Si Kecil dengan Papa

Kebahagiaan Papa dan Mama pasti semakin lengkap dengan adanya Si Kecil. Menghabiskan waktu bersama Si Kecil menjadi waktu yang sangat baik untuk kedekatan orangtua dan anak. Sayangnya, biasanya Papa tidak banyak memiliki waktu bersama Si Kecil karena beberapa hal seperti tuntutan pekerjaan. Hal ini tentu wajar, namun dengan waktu yang ada, akan sangat bagus jika Papa memaksimalkan waktu untuk mendekatkan diri dengan Si Kecil. Kedekatan Si Kecil dengan Papa sangat penting bagi pertumbuhannya karena ia dapat menjadi pribadi yang percaya diri dan merasa aman sebagai panutan.

Cara membangun kedekatan dengan Si Kecil

Kedekatan dengan Si Kecil sangatlah penting. Dengan ini, Papa juga dapat semakin mudah dalam membangun karakter yang baik bagi Si Kecil. Karena itu, berikut adalah pembahasan tentang cara membangun kedekatan dengan Si Kecil.

  • Memberikan pelukan yang nyaman

Kalau Mama biasanya akan memiliki caranya sendiri seperti melakukan kontak mata dengan Si Kecil. Papa juga bisa melakukan ini, disertai gendongan dengan pelukan serius dengan kasih sayang. Beritahu dia bahwa ia aman di pelukan Papa.

  • Jadilah teman bermain seperti temannya

Si Kecil akan sering bermain bersama teman-temannya. Namun, pada beberapa waktu Si Kecil ingin bermain namun tidak memungkinkan seperti misalkan sedang hujan. Waktu-waktu seperti ini dapat Papa manfaatkan untuk mengajaknya bermain dan memposisikan diri sebagai teman bermainnya. Dengan begitu, Si Kecil akan selalu merasa puas untuk bermain dan hubungan dengan Papa juga akan semakin meningkat.

  • Membuat Si Kecil senang

Dengan sengaja membuat wajah yang konyol akan sangat membantu, lho! Buatlah ekspresi lucu yang membuatnya tertawa, atau bisa juga dengan mengeluarkan suara-suara lucu seperti hewan kesukaannya. Semakin sering Papa melakukannya maka ia akan terbiasa dan ketagihan dengan itu.

  • Menghentikan tangisannya

Si Kecil mudah menangis, semua orang tahu itu. Tapi siapa yang bisa menenangkannya adalah poin kunci yang harus bisa Papa manfaatkan. Papa bisa memulai dengan menggendongnya dengan hangat. Ayun-ayunkan ia dan coba buat ia melupakan tangisannya. Suasana hati yang riang tentu akan membuatnya bahagia apalagi jika Papa yang melakukannya.

Nah, membangun kedekatan personal antara Papa dan Si Kecil memang sangat penting. Hal ini akan mengajarkan padanya bahwa kedekatan dengan Mama dan Papa adalah penting karena akan membuatnya merasa nyaman sehingga dapat tumbuh dengan optimal. Semangat ya, Pa! – KJ

Perkembangan Motorik Si Kecil yang Harus Diketahui

Si Kecil yang tumbuh dengan cepat sangatlah menakjubkan. Banyak aspek pertumbuhan seperti kekuatan fisiknya yang meningkat karena motorik kasar dan halusnya. Perkembangan motorik sangatlah penting karena hubungannya antara otak, syaraf dan otot. Motorik kasar memiliki keterkaitan dengan otot besar Si Kecil seperti berlari, melompat, atau gerakan kuat lainnya. Sementara, motorik halus berkaitan dengan gerakan anggota tubuh kecil seperti jari tangan untuk menulis, membawa barang dan lainnya.

Berdasarkan hal itu, maka pertumbuhan motorik Si Kecil sangatlah penting untuk Moms dan Dads perhatikan. Memulai membantu tumbuh kembangnya agar semakin optimal dapat orangtua mulai dari memahami tahapan perkembangan motorik Si Kecil seperti pembahasan berikut!

Baca Juga: 6 Bulan Usia Vital Bagi Pertumbuhan Bayi

0-3 bulan  Sejak awal ia lahir hingga memasuki usia 3 bulan, ia akan menggunakan kemampuan otot mendasarnya seperti mengangkat kepala, dada dan beberapa motorik halus. Moms dan Dads dapat membantunya dengan melatih Si Kecil menggunakan benda yang dapat ia genggam karena ia akan mulai menggunakan jarinya dengan menggenggam sehingga berikanlah benda kecil yang mudah ia genggam seperti mainan rattle, atau perlengkapan bayi dengan bahan yang halus.
4-6 bulan Setelah melewati fase 3 bulan pertama, pada usia ini, Ia akan mulai untuk menggerakan badannya. Moms dan Dads bisa membantunya dengan memberikan mainan berukuran besar yang dapat melatihnya bermain dengan leluasa menggunakan seluruh fungsi tubuhnya.
7-9 bulan Pada usia ini, biasanya Si Kecil sudah menjadi lebih kuat secara fisik besar maupun kecil. Khususnya motorik halus, ia akan semakin terlatih untuk menggunakan tenaga sesuai gerak tubuhnya.
10-12 bulan Nah, biasanya Moms dan Dads akan kaget saat menyadari bahwa Si Kecil akan berusia 1 tahun. Pada usia ini, ia akan mulai mengangkat badannya untuk berdiri dan berjalan dengan kaki kecilnya. Kini ia juga dapat duduk tanpa perlu dibantu lagi dan juga mengangkat kakinya tanpa kehilangan keseimbangannya.
1-2 tahun Perkembangannya semakin nampak karena kemampuan refleknya yang semakin membaik. Kini ia semakin pintar dan mampu berjalan dengan baik lalu menerapkannya dalam tujuan tertentu seperti saat mendorong dan menaiki tangga. Kemampuan motorik  halusnya pun meningkat sehingga ia dapat memainkan permainan yang diberikan lebih baik seperti menggambar, dan mengganti baju.
2-3 tahun Di usia in, semakin jelas pertumbuhan fisik Si Kecil yang semakin kuat. Banyak aktivitas yang dapat ia lakukan seperti bermain bola kecil, mengenakan pakaiannya, dan membawa-bawa benda kecil tanpa terlepas. Manfaatkanlah masa ini untuk semakin memperkuat kemampuan motoriknya dengan mengajaknya melakukan ragam aktivitas menyenangkan seperti berpiknik, menggambar benda-benda di sekitarnya.
3-4 tahun Pada saat ini, Si Kecil akan mampu menggunakan kemampuan motoriknya jauh lebih baik. Ia mampu mengayunkan tangannya, dan berlari lari. Kemampuannya menyeimbangkan tubuh juga sudah semakin baik.

Baca Juga: Pantau Pertumbuhan Anak dari Tinggi Badan

Nah, demikianlah tahapan perkembangan motorik Si Kecil berdasarkan usianya. Perlu untuk diketahui bahwa perkembangan motorik kasar biasanya dibarengi dengan perkembangan motorik halusnya. Namun, bukan berarti motorik halus tidak perlu dilatih ya. Tak lupa selalu berikan asupan nutrisi terbaik bagi Si Kecil. -KJ

 

Bullying, Hal Wajib yang Harus Orangtua Ketahui!

Hingga saat ini, bullying atau perundungan masih sering terjadi dalam kehidupan anak-anak kita. Sekolah dan lingkungan umum lainnya sangat sering menjadi tempat terjadinya perundungan ini. Sayangnya, tak semua anak yang menjadi korban bullying berani untuk menceritakannya kepada orangtua karena beberapa faktor seperti ketakutan berlebih, atau justru mentalnya yang sudah sangat lelah karena perundungan.

Studi oleh Ketik Unpad dengan data KPAI menjelaskan bahwa tingkat perundungan semakin meningkat sejak tahun 2016 hingga 2020. Merujuk pada data tersebut, maka penting bagi Moms dan Dads untuk dapat memiliki jalur komunikasi yang sangat baik dengan Si Kecil sehingga perundungan ini dapat segera berhenti.

Foto oleh Mikhail Nilov dari Pexels: https://www.pexels.com/id-id/foto/orang-orang-duduk-anak-kecil-kursi-7929419/

Tanda- tanda Si Kecil Menjadi Korban Bullying

Perlu kita ketahui terlebih dahulu bahwa setiap perilaku bullying tidaklah sama meski masih sama-sama perbuatan yang tidak baik. Setiap jenis memiliki gaya yang berbeda dan cara yang berbeda untuk mengintimidasi targetnya. Dengan menyadari jenis-jenis perundungan tersebut maka orangtua akan dapat lebih tanggap dalam membantu Si Kecil melewati masa sulit tersebut. Adapun beberapa jenis perundungan yang bisa terjadi pada Si Kecil, yaitu:

1. Perundungan secara Verbal

Sesuai namanya, perundungan jenis ini terjadi melalui perkataan yang menyakitkan dengan asosiasi negatif seperti; si dungu, si gendut, si jelek. Biasanya si pelaku akan terus menerus melakukan perundungan ini untuk merendahkan orang lain yang menjadi targetnya. Bullying secara verbal seringkali sulit untuk diketahui karena biasanya terjadi saat orang dewasa tidak ada di sekitar mereka.

Hal ini bisa diperparah karena orang dewasa sering beranggapan bahwa perkataan anak-anak tidak perlu dianggap serius sehingga cenderung menyarankan Si Kecil untuk mengabaikannya. Padahal, verbal bullying harus ditanggapi dengan sangat serius karena bisa saja meninggalkan luka emosional yang dibawa hingga dewasa.

Baca Juga: Menangani Si Kecil yang Hiperaktif

2. Pengucilan terhadap teman

Perilaku ini adalah jenis bullying yang sangat sulit diidentifikasi. Tidak muncul melalui perkataan maupun kekerasan fisik namun lebih ke perilaku Si Kecil dan teman-temannya.  Emosional Si Kecil adalah sasaran dari perundungan ini di mana pelaku (sendiri maupun kelompok) dengan sengaja mengucilkan temannya dengan berbagai cara seperti menuduh, fitnah dan lainnya.

Tujuannya adalah untuk meningkatkan kedudukannya dibandingkan korbannya sehingga ia dapat berkuasa atas targetnya. Jika Si Kecil menjadi lebih penyendiri dari biasanya, atau menjadi orang yang lebih sensitif, bisa saja ia menjadi korban dari perundungan ini karena tingkat kepercayaan dirinya yang berkurang.

3. Ditindas secara fisik

Fisik. Penindasan jenis ini akan memiliki dampak yang kasat mata. Bullying ini terjadi saat anak-anak menggunakan fisik untuk membuat targetnya tidak berdaya. Perilaku seperti memukul, menendang, memukul, menampar, menjambak adalah cirinya. Akibat dari perbuatan ini bagi korban juga mudah terlihat seperti memar atau luka. Saat Si Kecil ditanya mengenai hal ini maka ia tidak akan memberikan alasan yang masuk akal.

Sehingga, penting bagi orangtua untuk jeli. Pasalnya, Si Kecil sangat mungkin menutupi bekas-bekas tersebut. Perhatikan tanda-tanda yang muncul dari perilakunya seperti menolak jika menggunakan baju yang agak terbuka. Hal ini bisa mengindikasikan bahwa ada sesuatu yang tidak ingin orangtuanya ketahui.

Baca Juga: Stres Pada Balita? Kita Kenali Penyebabnya!

4. Perundungan secara seksual

Biasanya perundungan ini lebih sering terjadi pada perempuan. Perundungan ini pun sangat berpotensi untuk terjadi secara berulang. Tingkatannya pun memiliki tingkatan tersendiri mulai dari yang ringan seperti memberi julukan seperti bagian tertentu yang “terkesan” tidak biasa, hingga yang berat seperti sentuhan-sentuhan yang tidak pantas.

Belum lagi dari akibat teknologi digital. Dengan tingkat emosi yang masih lemah, bisa saja Si Kecil bertukar foto diri ke temannya yang tidak seharusnya karena beberapa alasan. Hal ini membutuhkan kontrol yang sangat teliti dari orangtua

5. Cyberbullying

Ya, perundungan ini terjadi karena perubahan jaman yang masif seperti penggunaan media sosial. Perundungan pada anak juga bisa terjadi di dunia maya karena saat ini sudah banyak anak-anak yang mempunyai akun media sosialnya sendiri. Misal, jika Si Kecil dikomentari secara negatif oleh akun yang tidak jelas identitasnya. Bukan tidak mungkin ia akan menerima perkataan yang menyakitkan.

Jika intensitas Si Kecil di dunia maya terus meningkat namun tanpa ekspresi riang atau bertanya pada orangtua, maka Moms dan Dads perlu curiga. Bicarakanlah dengan terlebih dahulu berbincang dengan ringan bersamanya sebelum “mengulik” apa yang terjadi.

    Tindakan orangtua jika Si Kecil menjadi korban

    Penting bagi orangtua untuk mengetahui tanda-tanda bullying pada anak. Hal ini bertujuan agar orangtua bisa mendampingi dan mencarikan titik pemecahan masalahnya sehingga dampaknya dapat berkurang. Sebagai tips, berikut tindakan yang dapat diambil saat Si Kecil menjadi korban perundungan.

    1. Menggali masalah dengan cara yang tepat

    Jika perundungan terjadi pada Si Kecil, biasanya ia akan menjadi ketakutan. Sehingga, penting bagi orangtua agar dapat menjadi pemecah masalah yang baik. Hal pertama yang dapat dilakukan adalah dengan membiarkannya menceritakan sendiri tanpa adanya paksaan dari orangtua. Karena bisa jadi bagi Si Kecil, menceritakan hal tersebut adalah hal yang meyakitkan sehingga butuh kemauan dari dirinya sendiri untuk bercerita.

    2. Berikan dukungan dan semangat pada anak

    Tindak lanjut dari poin pertama. Orangtua perlu memastikan bahwa situasinya juga mendukung. Karena pada kondisi seperti itulah orangtua dapat menjelaskan bahwa kita tidak akan meninggalkan Si Kecil dalam masalah ini. Jelaskan juga bahwa Moms dan Dads tidak marah karena hal ini sambil menunjukan sikap yang tenang.

    Baca Juga: Membentuk Pribadi Ceria pada Si Kecil!

    3. Kumpulkan bukti yang kuat

    Sebisa mungkin, kumpulkanlah bukti perundungan seperti dokumentasi jika anak terkena bullying. Bukti tersebut dapat berupa bukti foto jika kekerasan terjadi secara visual ataupun rekaman jika terjadi secara verbal. Jika sudah, maka hal yang perlu dilakukan adalah dengan tidak ragu membicarakan ini dengan pihak yang berkepentingan seperti misalkan sekolah.

    Jangan sampai Si Kecil terus menerus terkena perundungan karena masalah ini tidak kunjung orangtua selesaikan.

    4. Mengembalikan kepercayaan diri Si Kecil

    Seperti sebelumnya disinggung, perundungan akan sangat berpengaruh pada tingkat kepercayaan diri Si Kecil. Sebagai orangtua, kita harus berperan sebagai penenang untuk mengembalikan kepercayaan diri Si Kecil.

    Kuatkanlah dia, latihlah ia untuk lebih berani untuk melawaan hinaan orang lain tanpa harus menghina orang tersebut karena membalas kejahatan dengan kejahatan tidaklah membuat semuanya membaik.

    Nah setelah memahami alasan perundungan terjadi dan cara memposisikan diri bagi Si Kecil, sekarang orangtua dapat lebih bersiap siaga apabila terjadi perubahan tertentu pada Si Kecil. Semoga semuanya membaik, ya! -KJ

     

    anak mewarnai

    Mengajari Si Kecil Mewarnai Gambar

    Salah satu pelajaran dan kegiatan yang menyenangkan bagi anak-anak adaalh mewarnai. Sifat dasar mereka yang memiliki imajinasi tinggi membuat kegiatan ini menjadi sangat menyenangkan karena mereka dapat berkreasi dengan pikirannya. Sebelum mulai mewarnai gambar, biasanya mereka akan meluapkan keinginannya dengan mencorat-coret dinding, baju dan hal lainnya dengan alat tulis atau alat mewarnai yang tentu akan mereporkan. Maka itulah penting bagi orangtua untuk mengajari Si Kecil mewarnai gambar.

    Dalam prosesnya sendiri, mulailah dengan gambar-gambar sederhana terlebih dahulu menyesuaikan dengan tumbuh kembang Si Kecil. Beberapa hal seperti pemilihan warna atau objek yang belum ia kenal juga penting untuk diperhatikan. Bagi Moms yang ingin mengajari Si Kecil mewarnai, berikut ini beberapa cara mengajari Si Kecil mewarnai gambar yang baik.

    Kenalkan Si Kecil Dengan Ragam Warna

    Sebelum memulai, pertama kenalkanlah ia terlebih dahulu dengan macam-macam warna agar ia dapat semakin kreatif namun tetap paham tentang penggunaan warna yang tepat sesuai dengan objeknya.

    1. Mengenalkan warna dasar

    Warna dasar pastinya mudah untuk dikenali oleh Si Kecil. Warna seperti putih, hitam, hijau, merah, kuning dan biru adalah warna-warna dasar yang sering ia lihat. Dengan terlebih dahulu mengajarinya ragam warna dasar akan membuatnya paham penggunaan warna sesuai objeknya.

    2. Menggunakan objek sederhana

    Lingkunan sekitar dapat menjadi sumber objek untuk kegiatan mewarnai Si Kecil. Moms dapat memilih untuk menggunakan objek sederhana yang mudah untuk digambar seperti bangunan rumah, buah, langit dan lainnya. Dengan mengenalkannya objek sederhana akan membuatnya belajar lebih dalam mengenai objek tersebut.

    3. Menggunakan alat mewarnai yang tepat

    Anak-anak juga perlu diajari menggunakan alat warna yang sesuai dengan bidang warnanya. Tentu akan terdapt perbedaan saat Si Kecil menggunakan pensil warna, krayon atau bahkan kuas air. Kenalkanlah ia dimulai dari yang cukup mudah seperti krayon. Selain memiliki ragam warna, krayon juga relatif aman karena tidak memiliki sisi tajam seperti pensil warna.

    4. Membiarkannya berkreasi

    Agar kegiatan ini menyenangkan, biarkanlah ia mengeluarkan imajinasinya. Dengan meluapkan kreativitasnya maka ia akan lebih senang dalam berkreasi sesuai dengan imajinasinya.

    Cara untuk Mulai Mewarnai

    1. Ajarkan cara menggunakan alat warna dengan benar

    Seperti yang tadi dijelaskan, mewarnai memiliki tekniknya sendiri sesuai dengan alat warnanya. Mengajari Si Kecil untuk mewarnai memiliki cara dan membutuhkan kesabaran yang tinggi. Ajarkanlah ia terlebih dulu memegang alat warnanya seperti pensil atau krayon agar hasil gambarnya menjadi lebih bagus lagi. Jika ia tidak dapat langsung mengikuti cara yang Moms berikan, tetaplah sabar dan teruslah mengajarinya dengan pelan.

    2. Ajarkan Si Kecil cara mencampur warna

    Kreativitas adalah kunci dari kegiatan ini sehingga ia akan mecoba banyak hal baru. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan mengajarkannya mencampur warna. Dengan mencampur warna ia akan berani untuk menggunakan hasil eksperimennya untuk membentuk kombinasi warna yang bagus dan dapat melatihnya untuk membuat visual yang menarik.

    3. Jadikan benda favoritnya sebagai objek

    Aktivitas ini bukan tanpa kendala, ada waktunya ia bosan menggambar hal yang sama sehingga orangtua harus mencari objek penggantinya. Sebagai opsi, Moms bisa menggunakan benda favoritnya seperti mainan, hiasan atau benda lainnya. Dengan begitu, pastinya mereka akan lebih tertarik untuk terus mewarnai.

    4. Memperhatikan mood Si Kecil

    Sangat wajar apabila Si Kecil memiliki tingkat emosi yang tidak stabil. Mereka akan cenderung menolak apabila merasa terpaksa. Pada saat ini penting bagi Moms untuk lihai membaca situasi dan menebak jika ia sudah mulai merasa bosan. Jika ini terjadi, berikanlah ia jeda dan melakukan kegiatan kecil untuk mengembalikan moodnya.

    Mengajari dan memberikan wadah bagi Si Kecil untuk mewarnai memang sangat penting dan baiknya dilakukan sejak dini. Anak yang belajar mewarnai tentu akan meningkat beberapa aspek dari dirinya sehingga penting untuk diakomodir oleh orangtua. Mewarnai sendiri akan menjadi menyenangkan jika diajarkan secara perlahan dan terstruktur agar orangtua dan Si Kecil sama-sama puas dengan hasilnya. -KJ

    orangtua dan anak

    Mengenal 5 Love Language Anak

    Beberapa waktu kebelakang kita cukup sering mendengar istilah love language. Bahasa Cinta mudahnya adalah cara seseorang mengekspresikan rasa cinta. Rasa cinta ini pun dapat memiliki makna yang lebih luas tidak hanya tetang hubungan romantis saja namun juga hubungan antara orangtua dan anaknya yang masih kecil.

    Memahami bahasa cinta antara orangtua dan anak merupakan sebuah hal yang penting agar upaya bonding dapat lebih baik dan lebih sehat antara keduanya. Sebagai orangtua, kita sebaiknya mengerti bagaimana cara untuk menjelaskan rasa sayang kepada Si Kecil agar ia pun menangkap pesan cinta tersebut.

    orangtua dan anak

    Lima Jenis Love Language Anak yang Perlu Orangtua Ketahui!

    Nah, untuk mulai memahaminya, berikut ada lima (5) bentuk love language yang penting untuk Pama Mama ketahui!

    1. Sentuhan yang menyenangkan

    Sesuai namanya, bentuk ungkapan sayang ini hadir dari sentuhan fisik langsung seperti pelukan, mengelus kulit ataupun sentuhan kecil lainnya. Umumnya saat orangtua memberikan sentuhan ini, ia akan merasa nyaman dan tenang. Nah, jika Si Kecil terlihat membalasnya dengan sentuhan lain atau menempel pada orangtua dengan lebih sering, bisa dikatakan bahwa jenis afeksi ini adalah bahasa cinta yang paling bisa mendeskripsikan Si Kecil!

    2. Bahagia dengan pujian

    Jenis Bahasa Cinta ini adalah jenis yang menggunakan kata-kata secara langsung antar orangtua dan anaknya. Memberikan pujian, perhatian atau mengungkapkan rasa sayang secara langsung pada Si Kecil adalah bentuk nyata dari Love Language ini. Contoh yang dapat dicoba adalah memuji Si Kecil dengan pakaian lucunya, atau menyemangatinya saat menghadapi tantangan dari permainan tertentu. Jika Si Kecil kemudian menjadi senang saat orangtua memujinya, kemungkinan besar itulah Bahasa Cinta Si Kecil yang paling tepat bagi orangtua agar ia dapat selalu bahagia saat bersama Papa Mama.

    3. Membantunya menyelesaikan masalah

    Papa Mama mulai menyadari bahwa Si Kecil sangat senang saat Papa Mama membantunya? Nah, mungkin saja ini adalah Bahasa Cinta yang penting bagi Si Kecil. Mendampingi Si Kecil dalam kesulitannya saat mengerjakan sesuatu adalah hal utama dalam Love Language anak yang satu ini. Namun, orangtua perlu berhati-hati karena jika terlalu banyak, justru akan membuatnya menjadi lebih manja dan malah terlalu bergantung dengan orangtuanya. Tetap bijak ya!

    4. Hadiah sebagai apresiasi

    Anak-anak dengan Bahasa Cinta ini akan merasa sangat senang ketika ia mendapatkan hadiah dari orangtuanya. Hadiah yang dimaksud adalah sebagai bentuk apresiasi ya, Moms! Tidak perlu memberikannya hadiah setiap hari ataupun dengan nilai barang yang mahal, berikan saja hadiah kecil namun sesuatu yang ia suka atas hal yang berhasil ia lakukan.

    5. Waktu untuk bersama-sama

    Bahasa Cinta ini terjadi dalam bentuk momen (waktu) untuk menghabiskan waktu bersama antara orangtua dan anaknya. Waktu itu dapat dilakukan untuk banyak hal seperti bermain, jalan-jalan atau, hanya sekadar mengobrol untuk mendengarkan apa yang sedang ia pikirkan. Jadilah pendengar yang baik di setiap saat untuknya karena jika Si Kecil benar-benar memiliki Bahasa Cinta ini, ia akan merasa sangat dicintai karena ia tau bahwa orangtuanya akan selalu ada baginya untuk menemani selalu.

    Nah, tadi adalah kelima jenis Love Language Anak yang penting dan dapat Moms coba agar ia merasa benar-benar berarti bagi orang lain. Hal seperti ini tentu akan menjadi kenangan yang indah baginya saat ia beranjak dewasa kelak. Jadi, yang manakah tipe anak Mama? -KJ

    top-margin:10px;