Si Kecil Menyikat Gigi Teratur Adalah Hal Yang Wajib, Ya!

Mengajari Si Kecil menyikat gigi teratur sangatlah penting. Jika terlambat untuk membiasakan hal ini maka akan menyebabkan dampak jangka panjang yang menghambat kesehatan gigi Si Kecil. Juniors dapat mengamati gigi Si Kecil, apabila terdapat karies gigi, maka ini juga bisa menjadi pertanda bahwa ia masih kurang menjaga kebersihan giginya.

Baca Juga: Speech Delay Yang Menjadi Perhatian Orangtua

Kapankah waktu yang tepat untuk mulai membiasakan Si Kecil?

Kebiasaan ini dapat Juniors contohkan sejak ia masih belum tumbuh gigi. Biasakanlah untuk membersihkan gusinya dari sisa makanan, ini penting karena bakteri yang menempel di gusi bisa saja menyerang kesehatan gusinya yang merupakan tempat giginya tumbuh kelak.

Bagaimana cara membersihkannya?

Gunakanlah kain lembut atau sikat gigi khusus anak-anak, Juniors dapat dengan mudah menemukannya di minimarket. Bersihkanlah dari bagian dalam ke luar sisi dari gusi. Bila perlu, Juniors juga dapat mencontohkan untuk membersihkan lidah yang dapat ia tiru.

Memilih alat kebersihan gigi

Jika Si Kecil masih berusia di bawah 24 bulan, gunakanlah pasta gigi non-fluoride yang dapat kita temukan di kemasannya. Gunakan sikat gigi tersebut sebesar biji jagung pada sikat giginya. Selain sikat gigi, kita juga perlu memilih alat yang tepat sesuai usianya seperti flosser tanpa ujung yang runcing. Kadang kita harus memperhatikan produk mana yang ia sukai.

Waktu yang tepat untuk membersihkan gigi?

Seperti kita, ajarkanlah ia untuk membersihkan gigi seusai sarapan dan juga sebelum tidur. Saat kita tidur adalah masa yang cukup panjang sehingga perlindungan gigi adalah hal yang sangat utama.

Mengajak Si Kecil untuk mau menyikat gigi

Juniors dapat menggunakan banyak hal untuk mengajarinya sikat gigi. Lagu-laguan adalah hal yang paling sering digunakan, Juniors dapat mengajaknya menyikat gigi sebari menyanyikan lagu sehingga perhatiannya teralihkan. Untuk jangka panjang, buatlah semacam gim ringan seperti membuat gim mengatur tempo sikat gigi minimal dua menit dan rayakan bersamanya  sambil sesekali memberinya hadiah, tentu sangat menyenangkan!

Baca Juga: Yuk Kenali 5 Macam Cara Belajar Anak

Si Kecil sudah sebaiknya perlu untuk kita biasakan agar mau membersihkan giginya sejak dini karena ini akan ia bawa hingga ia dewasa kelak. Bagi Juniors yang kini baru akan memulai untuk mengajarkan sikat gigi pada anak, mungkin Juniors dapat melakukannya dengan baik dengan membaca informasi ini ya. Semangat! -KJ

Yuk Kenali 5 Macam Cara Belajar Anak

Tentu Juniors ingin Si Kecil dapat menjadi seseorang yang pintar. Namun, terkadang orangtua masih belum memahami tentang gaya belajar yang paling tepat untuk anaknya. Satu waktu, jika Si Kecil masih belum mengetahui gaya belajar terbaik, itu akan menghambatnya untuk memperoleh pelajaran dengan optimal. Seperti yang kita tahu, cara setiap orang dalam belajar pasti berbeda dan unik. Nah, jika Mama kini sedang ingin membantu Si Kecil, maka kita akan membahasnya di artikel ini!

Baca Juga: Mengajak Si Kecil Berolahraga dan Menjadi Lebih Sehat
1. Gaya belajar visual oriented
Seperti yang kita ketahui bahwa setiap orang memiliki gaya belajar yang berbeda. Apabila Si Kecil memiliki gaya belajar ini, maka ia biasanya adalah seseorang yang rapi dan teratur. Gaya belajar ini berfokus pada penglihatan dan akan lebih banyak menggunakan indera pengelihatan dan ketelitian. Ciri-ciri anak yang mengedepankan gaya belajar visual antara lain:
  • Selalu mengamati pengajar
  • Suka membaca sesuatu dan belajar dari yang ia lihat
  • Mampu mengingat lebih baik sesuatu yang ia lihat
  • Cenderung mempunyai kemampuan menggambar dan mencatat dengan detail
  • Suka belajar dengan peragaan dan praktik langsung
2. Gaya belajar dengan pendengaran

Seseorang dengan gaya belajar ini umumnya memiliki indera pendengaran yang sangat baik. Ia mampu menghafal dan memahami sesuatu dengan mendengar yang tentu juga berkaitan dengan membaca. Biasanya, jika ia memiliki gaya belajar ini makai a akan memiliki ciri di bawah ini.

  • Lebih aktif bertanya jika ada yang tidak ia mengerti
  • Dapat mengulan informasi yang ia dengar dengan sangat baik
  • Senang bercerita dan berdiskusi sehingga suka berkelompok
  • Senang mendengarkan cerita orang lain namun juga selalu ingin didengar

Akan tetapi ia juga berpotensi memiliki kekurangan seperti adanya informasi penting yang mungkin terlupakan sehingga baik untuk membiasakannya untuk mencatat.

3. Gaya belajar dengan analisa tinggi

Model belajar ini biasanya berisi anak-anak yang mampu menganalisa sesuatu dengan baik karena rasa ingin tahu yang sangat besar. Tanpa Mama sadari, ia akan terbiasa untuk menjadi seseorang yang spesifik. Umumnya dalam mengerjakan sesuatu, ia akan  mengerjakannya secara bertahap. Cirinya antara lain:

  • Memiliki daya logika yang baik
  • Konsisten pada satu hal
  • Selalu fokus dalam menyelesaikan suatu tugas
  • Teratur
4. Gaya belajar global
Si Kecil dengan gaya belajar ini akan mampu memahami suatu hal yang menyeluruh dengan sangat baik. Ciri-ciri yang ia miliki biasanya:
  • Mampu melakukan banyak tugas bersamaan
  • Sangat bekerja keras sampai tuntas meski tidak orangtua ingatkan
  • Umumnya lebih sensitif terhadap suatu hal
  • Mampu bekerjasama dengan baik meski karakternya berbeda-beda
  • Mampu mendeskripsikan suatu hal dengan kata-kata dengan baik

Meski ia mampu mengartikan kondisi dengan baik dan mengenali situasi, ia juga masih memiliki kekurangan seperti cepat kelelahan karena banyak hal yang ia lakukan, cenderung agak sedikit berantakan dan mudah bosan.

Baca juga: 6 Tips Mendekorasi Ruang Belajar Anak agar Lebih Kondusif

5. Gaya belajar kinestetik

Jika Si Kecil sering tidak mau diam saat belajar maka ini adalah ciri-cirinya. Gaya belajar ini sangat efektif untuk anak yang aktif bergerak. Biasanya anak dengan gaya belajar ini tidak begitu banyak dibandingkan anak dengan gaya belajar lain, akan tetapi kelebihannya adalah ia dapat lebih mudah berbaur dengan anak-anak lainnya. Cirinya adalah:

  • Suka belajar langsung dan tidak hanya teori saja
  • Suka aktivitas belajar yang aktif daripada statis
  • Suka menghapal sesuatu dan dapat belajar meski ia sedang bergerak seperti berjalan
  • Umumnya adalah anak yang aktif
  • Suka belajar dengan adanya alat peraga yang dapat membantu
Baca Juga: Pentingnya Kedekatan Si Kecil dengan Papa

Nah bagaimana, Ma? Kira-kira mana dari kelima jenis ini yang paling menggambarkan Si Kecil? Jika sudah mengetahuinya maka Mama dan Papa dapat mulai membantu proses berkembangnya dengan cara yang tepat. Jika Si Kecil mampu belajar dengan optimal maka pasti ia akan menjadi pribadi yang pintar. -KJ

Speech Delay Yang Menjadi Perhatian Orangtua

Mungkin sebagian orangtua sudah mengetahui akan sebuah fenomena dimana Si Kecil mengalami keterlambatan berbicara. Hal ini sering kita sebut dengan Speech Delay. Secara umum, Speech Delay merupakan keterlambatan bicara dan berkomunikasi sehingga tidak sesuai dengan usia perkembangan anak. Sayangnya, beberapa orangtua masih menganggap bahwa Speech Delay adalah kondisi normal, padahal keterlambatan bicara yang tidak ditangani dengan benar akan menjadi sebuah petanda gangguan serius pada anak.

Baca Juga: Mengapa Papa Harus Sering Menggendong Si Kecil?

Speech Delay pada anak adalah suatu gangguan yang sangat penting untuk kita pahami. Hal ini bukanlah sebuah vonis melainkan sebuah gejala yang perlu selalu kita amati. Sehingga, anak dengan Speech Delay perlu kita perhatikan selalu perkembangannya.

Jenis-jenis Speech Delay

  • Gangguan fungsional: gangguan ini tergolong ringan dan terjadi karena murni kurangnya stimulasi anak yang diberikan oleh orangtuanya
  • Gangguan non-fungsional: gangguan ini merupakan akibat dari gangguan bahasa reseptif seperti autisme maupun ADHD

Faktor penyebab Speech Delay

Ragam faktor yang dapat menjadi penyebab Si Kecil mengalami gangguan ini, antara lain:

  • Kurangnya interaksi dengan orangtua

Waktu yang selalu tersita menyebabkan jarangnya Si Kecil dan orangtuanya berinteraksi. Hal ini memiliki pengaruh besar karena stimulasi dari orang lain sangatlah ia butuhkan. Efek yang paling terasa adalah ragam kosakatanya yang sangat terbatas. Karena itu, seringlah manfaatkan waktu sebaik-baiknya untuk berinteraksi dengan Si Kecil.

  • Terlalu banyak menggunakan gawai

Di era serba maju seperti saat ini, beberapa orangtua memilih untuk menenangkan Si Kecil dengan memberikannya gawai. Sayangnya, banyak orangtua juga tidak sadar bahwa kebiasaan menggunakan gawai ini akan membuatnya kesulitan mengembangkan kemampuan berbicaranya. Interaksi yang ia terima dari gawai hanya bersifat satu arah sehingga ia tidak akan membalas apa yang ia lihat sehingga ia terlatih menjadi pasif secara tidak langsung.

  • Adanya gangguan pendengaran

Si Kecil dengan gangguan pendengaran juga berpotensi mengalami masalah Speech Delay. Hal ini dapat kita pahami karena ia menjadi kesulitan untuk mendengar percakapan. Untuk mengetahuinya kita perlu untuk bertanya langsung pada Si Kecil tentang apa yang ia rasakan, lalu jika dirasa perlu segeralah untuk mendatangi dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

  • Autisme pada anak

Autisme merupakan gangguan yang terjadi karena adanya keterlambatan maupun gangguan di sisi kognitif Si Kecil. Hal ini dapat merembet hingga perilaku, kemampuan Bahasa dan interaksi sosialnya. Orangtua perlu untuk sangat memperhatikan ini karena autism bukanlah hal sembarangan melainkan membutuhkan perhatian tinggi!

Baca Juga: Sembuh Total Dari Kanker Payudara Stadium Awal

Selain dampak utamanya yaitu sulit berkomunikasi, Speech Delay juga memiliki dampak bagi orangtua karena semakin sulit memahami kemauan Si Kecil. Lebih jauh, gangguan ini dapat memberi dampatk serius seperti gangguan mental saat ia dewasa kelak karena keterbatasan mereka dalam mengekspresikan yang mereka mau.

Nah semoga melalui pembahasan ini, orangtua dapat semakin sensitif pada setiap perkembangan Si Kecil, ya! -KJ

 

Makanan Untuk Si Kecil yang Sedang Tumbuh Gigi

Tidak terasa Si Kecil kini mungkin sedang berada dalam masa tumbuh gigi, ya. Wah, momen ini adalah momen yang biasanya akan membuat Mama pusing karena biasanya akan menyebabkan Si Kecil menjadi lebih rewel. Salah satu yang paling membuat Si Kecil menjadi rewel adalah sensai tidak enak di mulutnya sehingga kita membutuhkan perawatan khusus seperti dengan memberikan makanan yang tepat. Kini admin akan memberikan beberapa rekomendasi makanan yang cocok untuk Mama berikan pada Si Kecil yang sedang tumbuh gigi.

Baca Juga: Mengapa Papa Harus Sering Menggendong Si Kecil?

  • Makanan bertekstur lembut

Makanan dengan tekstur yang lembut akan membuat gigi dan gusi Si Kecil bekerja dengan lebih ringan. Karena itulah makanan seperti ini cocok untuk Si Kecil yang sedang dalam masa tumbuh gigi. Beberapa contoh makanan yang tepat adalah bubur, pure buah, sayur dan smoothies.

  • Biskuit khusus

Biskuit khusus bayi dan balita biasanya memiliki tekstur yang keras di bagian luar namun lembut di dalamnya. Hal ini menjadikan biskuit tersebut sangat tepat untuk dikonsumsi Si Kecil. Selain tekstur, pastikan Mama memilihkan biskuit yang sehat ya.

  • Makanan dengan penyajian dingin

Mungkin beberapa Mama akan menghindari Si Kecil dari makanan dan minuman dingin karena alasan takut akan penyakit seperti flu. Padahal, makanan dingin dapat memberikan efek kebas (mati rasa) pada gusi. Mama dapat memberikannya makanan seperti buah yang dingin, es krim, yoghurt. Namun ingat untuk tidak terlalu banyak memberikan makanan dingin tersebut ya, karena akan memicu batuk yang justru ingin kita hindari.

  • Makanan beku yang keras

Nyaris mirip dengan makanan dingin, makanan beku yang keras juga memiliki manfaat pada saat saat tertentu. Ketika kita mendapati Si Kecil merasa sangat terganggu karena rasa gatal di gusi, maka inilah saatnya memberikan makanan seperti ini. Mama dapat membuatkan makanan berupa potongan wortel dingin keras namun perlu dengan pengawasan karena bisa saja ia malah jadi tersedak.

  • Makanan dengan kuah

Makanan yang memiliki kuah tentu akan membuat Si Kecil merasa nyaman khususnya saat ia sedang menghadapi fase tumbuh gigi. Makanan ini umumnya mudah saat dikunyah, namun terlebih dahulu pastikan kuahnya tidak terlalu panas atau terlalu dingin sehingga nafsu makan Si Kecil akan terus terjaga dan dapat menghabiskan seluruh makanan yang Mama berikan.

Baca Juga: Mencegah Si Kecil Agar Tidak Menjadi Pembully

Nah tadi adalah beberapa pilihan makanan saat Si Kecil tumbuh gigi. Oiya kita juga perlu teliti untuk tidak memberikan makanan yang terlalu asam, asin dan pedas ya. Makanan seperti itu justru akan memberikan sensasi menyengat dan justru membuat peradangan pada gusi. Selamat mencoba! – KJ

 

Mengapa Papa Harus Sering Menggendong Si Kecil?

Memasuki dunia baru sebagai orangtua, pasti akan menciptakan tantangan baru khususnya bagi Papa! Meski dapat kita asumsikan bahwa pengasuhan anak biasanya identik dengan Mama tapi hal ini bukan berarti Papa tidak memiliki peran. Papa juga harus turut bekerjasama dengan Mama. Seperti jika Mama sedang sibuk, Papa juga harus bisa untuk menggendong Si Kecil. Mengapa? Karena ternyata saat papa menggendong anak akan memberi banyak manfaat untuknya! Berikut diantaranya:

  • Meningkatkan keintiman Papa dan Si Kecil

Memiliki waktu intim bersama anak merupakan hal yang cukup langka bagi Papa. Hal ini wajar karena biasanya papa akan lebih banyak sibuk di luar rumah yang tentu menguras waktu. Nah dengan memanfaatkan waktu bersama Si Kecil sambil menggendongnya,  interaksi antara Papa dan Si Kecil akan semakin baik. Hal ini tentu akan berdampak pada ikatan emosional yang semakin baik. Ia pun akan merasa nyaman saat bersama Papa dan tentu merasa aman.

  • Menenangkan dan membuat kualitas tidur yang baik

Kontak langsung dengan Si Kecil sejak bayi sangat dapat memberikan rasa nyaman dan tenang bagi Si Kecil. Selain bagi Si Kecil, kontak ini pun akan secara cepat mengurangi tingkat stress pada Papa yang mungkin sedang memikirkan banyak pekerjaan.

Baca Juga: Pentingnya Kedekatan Si Kecil dengan Papa

  • Meningkatkan sistem kekebalan tubuh Si Kecil

Dampak jangka panjang jika Papa menggendong Si Kecil adalah sistem kekebalan tubuhnya yang akan meningkat. Hal ini dapat terjadi karena sistem kekebalan tubuh papa mengirimkan antibody melawati kulit ke anak sehingga dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh Si Kecil.

  • Ia merasa sangat dicintai

Semakin sering interaksi terjadi antara Papa dan Si Kecil, akan membuat ia merasa dicintai oleh orangtuanya. Figur seorang ayah yang menjaga keluarga akan melekat di dalam pikirannya. Kelak setelah ia tumbuh dewasa, anak laki-laki akan menjadi figur yang juga sayang dengan keluarganya, dan anak perempuan akan mampu mencari figur suami yang baik seperti yang digambarkan oleh ayahnya.

Bagaimana agar Papa terbiasa menggendong Si Kecil?

Survey Persil Non-Bio and Comfort Pure menjelaskan bahwa sekitar 60% ayah baru memiliki perasaan khawatir saat menggendong anaknya. Wajar, menggendong tubuh yang masih rapuh membutuhkan pendekatan khusus apalagi bagi laki-laki. Karena itu, terdapat beberapa cara untuk membiasakannya seperti dengan mengajak Papa mengikuti kelas persiapan kelahiran atau seminar tertentu. Selain itu, mencontohkan beberapa cara menggendong bayi kepada Papa secara berkelanjutan. Dengan begitu, Papa akan menjadi lebih paham dan terbiasa untuk menggendong Si Kecil bahkan melakukan banyak hal lainnya.

Nah semoga kini Papa bisa selalu terlibat dalam mengasuh Si Kecil ya, karena bagaimanapun kuncu parenting yang baik adalah kerjasama antara Papa dan Mama bahkan hingga hal terkecil seperti saat Papa menggendong anak. -KJ

 

Mengenal Ragam Pengasuh Anak

Bagi sebagian Mama, mungkin istilah baby sitter sudah tidak lagi asing, ya? Namun ternyata ada dua profesi pengasuh anak lain yang ternyata banyak digunakan, loh! Mungkin sebagian lagi sudah pernah mendengar nanny maupun governess, namun beberapa juga tidak mengetahuinya. Meski sebenarnya sama-sama merupakan perawat anak namun ketiganya memiliki fokus yang berbeda. Apa saja?

Membahas perbedaan baby sitter, nanny dan governess

Meski sederhananya tugas mereka berdua adalah sama yaitu untuk mengasuh, merawat dan menjaga Si Kecil namun ternyata fokusnya tetap berbeda. Hal ini juga berdasarkan kondisi Si Kecil yang berbeda saat ia masih bayi dan saat sudah menjadi balita.

Baca nanti: Perkembangan Motorik Si Kecil yang Harus Diketahui

Baby sitter

Baby sitter merupakan orang yang wajib memiliki pengalaman pelatihan untuk dapat mengasuh dan merawat bayi. Mereka akan berfokus untuk merawat bayi hingga usia maksimal 24 bulan. Mengapa demikian? Karena sesungguhnya merawat bayi tidaklah sembarangan. Merawat bayi memiliki kesulitan sendiri karena bayi masih belum dapat berkomunikasi dengan orang lain, sehingga mereka dituntut untuk lebih peka. Kepekaan tersebut lah yang terus dilatih dan wajib dimiliki seorang baby sitter.

Tugas seorang baby sitter biasanya akan berkaitan dengan mengisi segala kebutuhan utama Si Keci seperti memandikan, mengganti popok, membuatkan makanan bayi (MPASI) dan menjaga keselamatan Si Kecil. Namun baiknya tetaplah membicarakan hal ini terlebih dahulu dengan agen atau pengemban tugas tersebut.

Nanny

Setelah membahas baby sitter, kini ada profesi serupa namun tak sama lainnya, yaitu nanny. Apabila baby sitter berfokus pada bayi berusia maksimal 24 bulan, nanny bisa menjadi pengasuhnya saat Si Kecil tumbuh dari usia 2 tahun hingga 5 tahun. Biasanya tugas nanny akan menjadi lebih kompleks lagi. Meski Si Kecil sudah lebih mampu untuk berkomunikasi, ia juga lebih pintar untuk bergerak, dan meniru sekelilingnya.

Karena inilah maka tugas seorang nanny menjadi lebih rumit karena membutuhkan mereka yang benar-benar dapat membimbing dan mendidik Si Kecil sesuai usianya. Bahkan saat tertentu juga ia berperan seperti orangtua Si Kecil yaitu untuk menentukan boleh dan tidak boleh ia lakukan sehingga Si Kecil tumbuh dengan baik.

Governess

Istilah lain yang mungkin agak asing bagi kita adalah governess yang dapat kita definisikan sebagai perawat anak. Namun dalam pengertian ini adalah mereka yang sudah berusia 5 hingga remaja. Pada usia ini, umumnya anak sudah memasuki masa sekolah dan memperoleh beberapa pelajaran tertentu. Pada prosesnya, terkadang membutuhkan seorang perawat anak yang berkompeten dalam mendidik anak.

Governess juga terkadang dipanggil untuk membantu merawat anak berkebutuhan khusus (ABK) karena dinilai mampu untuk mendalami interpersonal Si Kecil dengan kemampuannya.

Nah tadi adalah beberapa perbedaan antara baby sitter, nanny dan governess. Meski pada hakikatnya adalah pengasuh anak, namun ketiganya memiliki konsentrasi yang berbeda yang perlu Papa dan Mama amati kesesuaiannya dengan Si Kecil. Semoga artikel ini membantu, ya! -KJ

 

Mencegah Si Kecil Agar Tidak Menjadi Pembully

Setelah sebelumnya kita membahas jika Si Kecil menjadi korban Bullying, kali ini kita akan membahas bagaimana agar Si Kecil kelak tidak menjadi pembully. Papa dan Mama pun perlu tahu bahwa sebenarnya dibalik seorang anak yang menjadi pembully, adabanyak faktor yang membuatnya menjadi demikian. Faktor-faktor yang berpengaruh biasanya adalah pola asuh atau trauma yang diterima Si Kecil.

Pada dasaranya, anak kecil yang menjadi pelaku pembullyan membutuhkan bimbingan dari Papa dan Mama. Orangtua dapat mengajarkannya bagaimana cara mengolah rasa marah, frustasi, dan emosi yang nanti ia rasakan.

Photo by RODNAE Productions: https://www.pexels.com/photo/boy-sitting-on-his-desk-while-pointing-towards-the-camera-6936412/

Beragam Cara Agar Si Kecil Tidak Menjadi Pembully

Nah kini kita akan berfokus tentang cara agar Si Kecil tidak menjadi pelaku pembullyan yang akan dijabarkan berikut ini.

1. Mengajarkan makna perbedaan

Papa dan Mama yang berada di Indonesia tentu tahu bahwa negara kita penuh dengan banyak perbedaan yang beragam. Hal ini juga secara tidak langsung dapat menjadi bahan pengajaran pada Si Kecil. Papa dan Mama dapat mengajarkannya banyak perbedaan seperti warna kulit, ras, agama dan lainnya. Manfaat dari ini adalah ia akan memiliki pola pikir yang terbuka saat nantinya ia masuk ke sekolah dan melihat banyak sekali perbedaan antar anak seusianya.

2. Mengenali lingkungan bermain Si Kecil

Jika Si Kecil menjadi pembully, hal ini bisa saja terjadi karena ia pernah menjadi korban perundungan di lingkungan pergaulannya yang lain. Hal ini memicunya untuk menunjukkan “kuasanya” dengan sikap agresif pada teman lainnya. Karena itulah penting bagi Papa dan Mama untuk dapat mengenali lingkungan Si Kecil dan memastikan bahwa ia juga aman dari aksi perundungan di sekitarnya.

3. Menjaga konten digital anak

Di era seperti saat ini, konsumsi konten internet tak hanya kita saja yang bisa melakukannya, namun Si Kecil juga. Perlilaku Si Kecil akan sangat dipengaruhi dari apa yang ia konsumsi seperti tontonan, bacaan atau kegiatannya setiap hari. Papa dan Mama harus bisa membantunya untuk memilihkan konten-konten internet yang bermanfaat. Jika terdapat konten yang kebetulan membahas hal yang tidak baik, Papa dan Mama dapat mengajaknya berbicara sambil menerangkan bahwa hal tersebut tidaklah baik untuk dilakukan.

4. Bantu ia mengendalikan emosi

Sebagai anak kecil, wajar baginya jika masih belum dapat mengatur emosinya dengan baik. Saat ia merasakan emosi tertentu seperti marah, sedih, kecewa atau emosi negatif lainnya maka ia biasanya akan melampiaskan hal tersebut dengan berbagai cara, salah satunya adalah membully. Agar ia tidak menjadi pembully, jika melihat pada faktor ini maka kita perlu untuk mengajarinya cara mengatur emosi tersebut. Kita perlu untuk tidak segan saat menanyakan perasaannya hari ini, mulai dengan membangun komunikasi, kita dapat membantunya untuk mengekspresikan emosi tersebut dengan ragam hal seperti bermain, bernyanyi, melukis atau lainnya.

Baca Juga: Bullying, Hal Wajib yang Harus Orangtua Ketahui!
5. Berikan ia contoh yang baik

Si Kecil sedang berada dalam masa pertumbuhan baik secara fisik dan juga mental. Ia akan dapat tumbuh menjadi pribadi seperti apa tentu bergantung dengan proses ia berkembang sehari-hari. Dalam perjalanannya, kita sebagai orangtua perlu untuk selalu memberikannya contoh yang positif seperti tidak mudah marah, tidak berkata kasar atau hal lainnya.

Jika kita mampu mengendalikan emosi dengan baik di depan anak maka ia juga akan menangkap hal tersebut untuk ia tiru.

Nah itulah beberapa cara untuk mencegah anak menjadi pembully. Papa dan Mama dapat mulai untuk melakukan hal-hal tersebut, ya! Kesabaran adalah hal yang mutlak untuk membentuk karakter baik pada anak tapi hal ini penting untuk kita jadikan tantangan! -KJ

 

Mengajak Si Kecil Berolahraga dan Menjadi Lebih Sehat

Setelah Si Kecil lahir, mungkin banyak perubahan yang terjadi dalam kebiasaan kita. Jika dulunya Mama  sering berolahraga, mungkin sekarang panggilan berolahraga itu kembali muncul, ya? Nah, karena sekarang Si Kecil sudah dirasa cukup mampu untuk bergerak dengan baik, mengapa tidak mengajak Si Kecil berolahraga bersama?

Mengajak Si Kecil berolahraga tak hanya akan memberikan manfaat bagi kesehatan dan tumbuh kembang, juga akan meningkatkan kedekatan (bonding) antara Mama dan Si Kecil. Tentu dua hal ini adalah hal yang sedang sangat orangtua perhatikan, bukan? Karena itu, yuk ajak Si Kecil berolahraga dengan beberapa tips berikut ini.

Photo by Ketut Subiyanto from Pexels: https://www.pexels.com/photo/woman-stretching-with-a-little-girl-4473636/

Tips agar Si Kecil mau berolahraga

  • Terlebih dahulu, jelaskan manfaat olahraga padanya

Karena ini akan menjadi pengalaman baru baginya, maka tentu langkah pertama yang perlu kita lakukan adalah memperkenalkan olaghraga itu sendiri. Ceritakanlah beberapa manfaat penting pada Si Kecil seperti:

  1. Membuat ia akan selalu merasa segar dan tidak mudah lelah saat bermain
  2. Kegiatan mengasyikan yang selalu ia mau
  3. Membantu tumbuh kembangnya

Jika Si Kecil sudah mengetahui manfaat berolahraga apalagi dengan cara bermain, pasti ia akan menjadi antusias untuk mengikuti aktivitas Mama.

  • Jadikan aktivitas bermain

Masih sedikit membahas tentang bermain, bagaimana kira-kira cara untuk membuat olahraga dapat menjadi se-asyik bermain permainan Si Kecil dengan teman-temannya? Terkadang beberapa orangtua memikirkan ini, namun tak perlu bingung. Hal terpenting dari kegiatan ini adalah memastikan agar kegiatannya tidak terlalu kaku. Mama dapat melonggarkan aturan aturan tertentu jika misal mama mengajaknya bermain basket sederhana. Kegiatan lain seperti berenang juga tentu sangat bagus.

  • Mengatur waktu olahraga yang tepat

Rasa bosan dengan aktivitas yang berulang sangat mungkin ia rasakan, ma. Jika ini terjadi maka bisa jadi ia akan lebih mudah kehilangan fokus dan bahkan kehilangan minat untuk melakukan aktivitas tersebut. Aturlah kegiatan ini dengan durasi yang pas tergantung olahraga apa yang akan dilakukan.

Nah tadi adalah beberapa tips sederhana tentang mengajak Si Kecil berolahraga. Dengan melakukan aktivitas ini, ia akan mempelajari banyak hal baru selain tentu meningkatkan ketahanan tubuh dan kualitas pertumbuhannya. Kedepannya, ia juga dapat menjadi semakin percaya diri dalam melakukan segala aktivitasnya. -KJ

kedekatan papa

Pentingnya Kedekatan Si Kecil dengan Papa

Kebahagiaan Papa dan Mama pasti semakin lengkap dengan adanya Si Kecil. Menghabiskan waktu bersama Si Kecil menjadi waktu yang sangat baik untuk kedekatan orangtua dan anak. Sayangnya, biasanya Papa tidak banyak memiliki waktu bersama Si Kecil karena beberapa hal seperti tuntutan pekerjaan. Hal ini tentu wajar, namun dengan waktu yang ada, akan sangat bagus jika Papa memaksimalkan waktu untuk mendekatkan diri dengan Si Kecil. Kedekatan Si Kecil dengan Papa sangat penting bagi pertumbuhannya karena ia dapat menjadi pribadi yang percaya diri dan merasa aman sebagai panutan.

Cara membangun kedekatan dengan Si Kecil

Kedekatan dengan Si Kecil sangatlah penting. Dengan ini, Papa juga dapat semakin mudah dalam membangun karakter yang baik bagi Si Kecil. Karena itu, berikut adalah pembahasan tentang cara membangun kedekatan dengan Si Kecil.

  • Memberikan pelukan yang nyaman

Kalau Mama biasanya akan memiliki caranya sendiri seperti melakukan kontak mata dengan Si Kecil. Papa juga bisa melakukan ini, disertai gendongan dengan pelukan serius dengan kasih sayang. Beritahu dia bahwa ia aman di pelukan Papa.

  • Jadilah teman bermain seperti temannya

Si Kecil akan sering bermain bersama teman-temannya. Namun, pada beberapa waktu Si Kecil ingin bermain namun tidak memungkinkan seperti misalkan sedang hujan. Waktu-waktu seperti ini dapat Papa manfaatkan untuk mengajaknya bermain dan memposisikan diri sebagai teman bermainnya. Dengan begitu, Si Kecil akan selalu merasa puas untuk bermain dan hubungan dengan Papa juga akan semakin meningkat.

  • Membuat Si Kecil senang

Dengan sengaja membuat wajah yang konyol akan sangat membantu, lho! Buatlah ekspresi lucu yang membuatnya tertawa, atau bisa juga dengan mengeluarkan suara-suara lucu seperti hewan kesukaannya. Semakin sering Papa melakukannya maka ia akan terbiasa dan ketagihan dengan itu.

  • Menghentikan tangisannya

Si Kecil mudah menangis, semua orang tahu itu. Tapi siapa yang bisa menenangkannya adalah poin kunci yang harus bisa Papa manfaatkan. Papa bisa memulai dengan menggendongnya dengan hangat. Ayun-ayunkan ia dan coba buat ia melupakan tangisannya. Suasana hati yang riang tentu akan membuatnya bahagia apalagi jika Papa yang melakukannya.

Nah, membangun kedekatan personal antara Papa dan Si Kecil memang sangat penting. Hal ini akan mengajarkan padanya bahwa kedekatan dengan Mama dan Papa adalah penting karena akan membuatnya merasa nyaman sehingga dapat tumbuh dengan optimal. Semangat ya, Pa! – KJ

Perkembangan Motorik Si Kecil yang Harus Diketahui

Si Kecil yang tumbuh dengan cepat sangatlah menakjubkan. Banyak aspek pertumbuhan seperti kekuatan fisiknya yang meningkat karena motorik kasar dan halusnya. Perkembangan motorik sangatlah penting karena hubungannya antara otak, syaraf dan otot. Motorik kasar memiliki keterkaitan dengan otot besar Si Kecil seperti berlari, melompat, atau gerakan kuat lainnya. Sementara, motorik halus berkaitan dengan gerakan anggota tubuh kecil seperti jari tangan untuk menulis, membawa barang dan lainnya.

Berdasarkan hal itu, maka pertumbuhan motorik Si Kecil sangatlah penting untuk Moms dan Dads perhatikan. Memulai membantu tumbuh kembangnya agar semakin optimal dapat orangtua mulai dari memahami tahapan perkembangan motorik Si Kecil seperti pembahasan berikut!

Baca Juga: 6 Bulan Usia Vital Bagi Pertumbuhan Bayi

0-3 bulan  Sejak awal ia lahir hingga memasuki usia 3 bulan, ia akan menggunakan kemampuan otot mendasarnya seperti mengangkat kepala, dada dan beberapa motorik halus. Moms dan Dads dapat membantunya dengan melatih Si Kecil menggunakan benda yang dapat ia genggam karena ia akan mulai menggunakan jarinya dengan menggenggam sehingga berikanlah benda kecil yang mudah ia genggam seperti mainan rattle, atau perlengkapan bayi dengan bahan yang halus.
4-6 bulan Setelah melewati fase 3 bulan pertama, pada usia ini, Ia akan mulai untuk menggerakan badannya. Moms dan Dads bisa membantunya dengan memberikan mainan berukuran besar yang dapat melatihnya bermain dengan leluasa menggunakan seluruh fungsi tubuhnya.
7-9 bulan Pada usia ini, biasanya Si Kecil sudah menjadi lebih kuat secara fisik besar maupun kecil. Khususnya motorik halus, ia akan semakin terlatih untuk menggunakan tenaga sesuai gerak tubuhnya.
10-12 bulan Nah, biasanya Moms dan Dads akan kaget saat menyadari bahwa Si Kecil akan berusia 1 tahun. Pada usia ini, ia akan mulai mengangkat badannya untuk berdiri dan berjalan dengan kaki kecilnya. Kini ia juga dapat duduk tanpa perlu dibantu lagi dan juga mengangkat kakinya tanpa kehilangan keseimbangannya.
1-2 tahun Perkembangannya semakin nampak karena kemampuan refleknya yang semakin membaik. Kini ia semakin pintar dan mampu berjalan dengan baik lalu menerapkannya dalam tujuan tertentu seperti saat mendorong dan menaiki tangga. Kemampuan motorik  halusnya pun meningkat sehingga ia dapat memainkan permainan yang diberikan lebih baik seperti menggambar, dan mengganti baju.
2-3 tahun Di usia in, semakin jelas pertumbuhan fisik Si Kecil yang semakin kuat. Banyak aktivitas yang dapat ia lakukan seperti bermain bola kecil, mengenakan pakaiannya, dan membawa-bawa benda kecil tanpa terlepas. Manfaatkanlah masa ini untuk semakin memperkuat kemampuan motoriknya dengan mengajaknya melakukan ragam aktivitas menyenangkan seperti berpiknik, menggambar benda-benda di sekitarnya.
3-4 tahun Pada saat ini, Si Kecil akan mampu menggunakan kemampuan motoriknya jauh lebih baik. Ia mampu mengayunkan tangannya, dan berlari lari. Kemampuannya menyeimbangkan tubuh juga sudah semakin baik.

Baca Juga: Pantau Pertumbuhan Anak dari Tinggi Badan

Nah, demikianlah tahapan perkembangan motorik Si Kecil berdasarkan usianya. Perlu untuk diketahui bahwa perkembangan motorik kasar biasanya dibarengi dengan perkembangan motorik halusnya. Namun, bukan berarti motorik halus tidak perlu dilatih ya. Tak lupa selalu berikan asupan nutrisi terbaik bagi Si Kecil. -KJ

 

top-margin:10px;